Who Is The Capernaum

Jembrana - Bali, Bali, Indonesia
Beloved Husband And Dad For Three Uniq Kids

Rabu, 23 Februari 2011

Belajar lagi dari kisah Ayub

Pada suatu hari, ketika anak-anaknya yang lelaki dan yang perempuan makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung, datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan berkata: "Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya, datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan." Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Api telah menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan." (Ayub 1:13-16)

Ayub orang yang saleh. Tidak ada yang bisa menyangkalnya. Bahkan Allah pun mengakui kesalehannya. Begitu salehnya Ayub, hingga Allah membanggakannya kepada Iblis. Tentu saja Iblis kebakaran jenggot melihat kebanggaan Allah kepada Ayub. Menurut Iblis, Ayub bisa hidup sesaleh itu karena Allah memagari hidupnya dengan perlindungan. Iblis pun menantang Allah! Apakah benar Ayub memang saleh seperti yang dilihat orang, ataukah Ayub hanya saleh karena dia memiliki harta yang melimpah.
 
Dan sungguh di luar dugaan. Allah menerima tantangan Iblis! Allah—dengan kemahakuasaanNya—tentu sudah melihat sampai ke relung hati Ayub yang terdalam. Allah tahu Ayub tidak akan menghujat-Nya.

Begitu mendapat izin Allah, Iblis segera membuat rencana untuk menghancurkan iman Ayub. Apa rencana pertama Iblis untuk menghancurkan Ayub?

Dalam Ayub 1:13-16, Alkitab mencatat apa yang dilakukan Iblis pertama kali kepada Ayub. Pertama-tama Iblis menghancurkan semua ternak gembalaan Ayub, termasuk lembu sapi dan domba. Mengapa Iblis menghancurkan ternak Ayub lebih dahulu?

Ayub memiliki sebuah kebiasaan yang membuat Allah begitu mengasihinya. Setiap malam, setelah anak-anaknya selesai berpesta, makan dan minum, Ayub akan mengambil lembu dan domba, menyembelihnya, dan membawanya sebagai persembahan untuk penebusan dosa kepada Allah. Hal itu dilakukan Ayub untuk memohon Allah menguduskan kehidupan keluarganya, termasuk anak-anaknya. Setiap malam Ayub selalu melakukannya dengan setia.

Iblis tahu kebiasaan Ayub ini. Dan agar bisa membawa korban persembahan setiap hari, Ayub membutuhkan lembu dan domba. Maka, ketika Allah meluaskan Iblis untuk mencobai Ayub, Iblis lebih dahulu membunuh semua lembu dan domba milik Ayub. Tujuannya agar supaya Ayub tidak memiliki ternak yang bisa dipersembahkannya kepada Allah.

Setelah Ayub tidak memiliki ternak untuk dipersembahkan kepada Allah, barulah Iblis menghancurkan kekayaan Ayub yang lain, hingga akhirnya Iblis merenggut nyawa anak-anaknya.

Kisah Ayub ini memberi kita sebuah pelajaran penting. Setiap orang yang percaya kepada Yesus dengan sungguh-sungguh adalah musuh Iblis. Seperti strategi yang dilakukan Iblis kepada Ayub, begitu pula yang dilakukannya kepada setiap orang percaya. Sebelum dia menghancurkan kehidupan orang percaya, yang akan dilakukannya lebih dahulu adalah menjauhkan kita dari hubungan yang intim dengan Allah.

Iblis tahu, hubungan yang intim dengan Allah merupakan kunci utama untuk menghancurkan orang percaya. Sekali orang percaya tidak lagi memiliki hubungan pribadi yang akrab dengan Allah, maka mereka akan segera menjadi santapan empuk Iblis.

Cobalah kita memperhatikan apa yang terjadi di sekitar kita. Di sekolah, tempat kerja, juga dalam pergaulan, kita terus-menerus ditekan untuk mengingkari iman kita. Di tengah masyarakat, kita terus-menerus dikekang untuk beribadah. Semua itu adalah bagian dari rencana Iblis untuk menjauhkan orang percaya dari hubungan yang akrab dengan Allah. Begitu orang percaya kehilangan hubungan pribadinya dengan Allah, Iblis akan dengan mudah menghancurkan hidup mereka.

Karena itu, mari kita belajar dari Ayub. Kita semua tentu tahu akhir kisah ini. Ayub melewati semua cobaan Iblis dengan kemenangan. Iblis pulang dengan tertunduk malu. Dan Allah dimuliakan. 
 
( for more information, article, preaching please visit my personal blog on : http://my.opera.com/superHeadQuarter/blog )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar