inilah adalah catatan Kritis : dari status teman teman yang di jadikan Note “yang saya kuatirkan cuma satu bukan perjumpaan pribadi dengan Bapa melainkan perjumpaan pribadi dengan bpk/ibu pendeta” adalah sebuah status facebook seorang sahabat saya di facebook yang paradigma dan mata rohaninya sangat tajam dan peka dengan isu isu dan ketimpangan dalam dunia rohani seorang yang hati misinya luar biasa.
Setelah melihat dia lihat buku 'fresh encounter' karya Henry T. Blackaby dan Claude V. King. pada kenyataannya memang Gereja secara kelembagaan sudah bergeser dari dunia rohani menuju dunia selebritas dengan para pendeta entah itu gereja besar dan kecil,bermobil, ataupun tidak seakan status seorang pendeta itu sesuatu yang wah menyitir pernyataan seorang tokoh politik di bangsa in yang berkata “ Bahwa menjadi pemimpin adalah sebuah tanggung jawb besar untuk mensejahterakan rakyat dan atau orang orang yang di pimpinya”. Sahabat saya itu kembali bertutur dengan maksud saya bertemu Bpk/ibu pdt itu lebih susah ketimbang ketemu Bapa ( Baca Tuhan, - red ) juga dalam aspek aspek lainnya ( dia berkata kepada seorang teman facebook juga yang terlibat pembicaraan karena statusnya tiba tiba rame) karena mata hati orang orang yang terlibat itu tajam.
Konten buku 'Fresh Encounters' tersebut di atas dan itulah kenyataan yg sesungguhnya .............oooooo lebih takut sama manusia daripada TUhan...padahal pertemuan dengan Tuhan itu Abadi (balasan seorang teman facebook ) mengomentari status diatas..... ups bukan takut sister tapi susah/sulit misalnya begini ( CONTOH KASUS NYATA) : teman saya seorang aktivist satu kali ia sedag menangani suatu kasus emergency (maap sensor) butuh gereja terdekat agar Pak pdt datag untuk tangani. tp urusan tidak mudah karena Pak pdt tanya orag ini berjemaat dimana, sudah lahir baru belum, bagaimana latar belakang kelurganya dll dsb dst - sementara Tuhan tidak seperti itu. contoh lain saya dulu aktif di gereja saat ada event harus ajukan proposal ke Gembala tetapi harus lewat departemen ini dan itu kemudian naik dulu ke departemen yg ngurus2 dana eh urusan belum selesai kudu ke sekretariat dan nunggu lagi karena Gembala lagi pergi jauh. giliran Gembala datang tidak bisa mutusin kudu rapat komisi lagi dst dsb dll cape deh ! kita manusia kerap berprilaku spt itu sementara Tuhan itu demikian manis, mudah, welcome dan seterusnya. mungkin memang bener seorang sahabat dari papua dalam percakapa kami ini bilang bahwa pribadi pribadi di Gereja tak ubahnya seperti satpam yang galak bener sehingga mau ketemu Majikan dipersulit.
Nah dalam buku 'Fresh Encounter' di atas dipaparkan lugas Bapa kita tidak spt itu.Kalau sama tipe Gembala yang di maksud diatas pasti telponya roaming ( hehehe pesan veronika) atau mungkin mereka kudu di nyanyikan lagunya Saikoji “ online online . sama Tuhan aja koq repot, inilah tipenya gembala lebay, sama Tuhan mudah akses Dia dimana saja bahkan di toilet pun bisa doa, sama pendeta yang bukan Tuhan apalagi malaikat susah buanget. Menaggapi hal ini seorang teman menimpalinya dengan berkata ini Pdt lebay bener, trus sistim birokrasinya politis banget, kayaknya harus buat departemen protokoloer gembala dan istana gereja,, hahah saya sedikit narsis juga nih saya bayangkan kalau saya jadi Tuhan pasti saya bilang " my boy u`re time is up" hahaha untungnya saya bukan Tuhan cuma Lumpur Panas ( Tanah yang di hembuskan Nafas) yang di pakainya
Mari layani siapaun tanpa batas, meskipun gerejanya besar tetapi hati untukk menampung orang orang dari berbagai latar belakang dan agama sempit maka gerejanya sempit, Subhahana Almasaih, Lets Change Blessed Abudantly - sang empunya status berujar kepada saya benar Bro saya merindukan gereja terbuka 24 jam baik secara harafiah seperti mushola juga baik secarq rohani dimana GembalaNya on 24 jam . bisa dicapai dengan handphone untuk emergency case bagi jemaat - entah apa ada gereja yang seperti itu maksud saya kalau gereja kecil pedesaan iya sepert itu tapi gereja gereja besar di perkotaan mestinya seperti itu deh ..itu yang susah di cari gereja sekarang lebih membangun ke dalam (internal ) katanya solid dulu takutnya yang mereka bangun itu menara babel ... quo vadis gereja proinde ecclesia ambulans in locum = akibatnya gereja berjalan di tempat alias tidak kemana-mana .
Sekarang gereja kayak kantor pak...harap maklum memangg seperti itusyaratnya.....hahahahah...sudah punya staff dan adminnya...bigboss,mrs.boss.bahkan yang buat saya tertegun gereja bisa dibuat iklan di baliho besar diperempatan jalan ama pendetanya foto close up.....miris...birokrasi luar biasa...Hmm ... bisa jadi Gereja lagi terserang "hipermetropi" (Rabun Dekat) ... kabur liat diri sendiri .
Terimakasih untuk percakapan yang memberkati ini ... salam sejahtera semua ... slmt pagi ... slmt beraktivitas kata teman saya tersebut menyapa yang lainya karena memang hari baru. Miris ....!!! gereja bermetamorfosa, dari institusi ilahi - ke intitusi, penukar uang , pedagang merpati, dll yang undang Siapa ? ya pendetanya ? makanya jangan salah banyak setan di gereja harusnya di kuburan eh malah lari ke gereja karena itu tadi yang panggil pendetnya ...???? jampi2nya serahkah, egois, menang sendiri, dll - akhirnya saya males lewat perempatan jalan itu karena itu adalah pendeta saya...maluuuuuuuu...kenapa pendeta bisa jadi model kayak gitu ( di pajang di baliho ) sinode gereja saya dalam etika kependetaan di larang promosi yang berlebihan....knp gereja dibuat promosi.....saya pikir bkan begitu caranya..toh gak ada promosi kayak gitu gereja sudah banyak orang tahu.
ini suara kenabian Bu ( saya berkata kepada seorang rekan yang terlibat percakapan ) - katanya Roma irama " sungguh terlalu". melihat gereja macam gituan - saya tidak habis pikir aja pak...sampai sometimes saya berpikir berlari cari gerja yang layak supaya ibadah saya layak. toh kembali lagi...Tuhan tidak melihat gerja tidak melihat pendeta tidakmelihat suaramu bagus kamu kasih kolekte banyak...tapi Tuhan Yesus melihat hati kita.
Narsis sih gereja sekarang...hampir tidak menemukan yang benar benar punya idealisme pelayanan murni....memuaskan hati Bapa..semua kembali ke uang uang uang...dan nama baik pendetanya – kita harus kembalai ke gereja hati bapa dimana kalau Tuhan Yesus hadir Dia bisa at home alias kerasan trus ngangenin.
tanpa sadar buat saya ini suara kenabian puji Tuhan masih ada orang seperti saya menyebut rekan rekan saya yang terlibat percakapan . yang matanya kagak bular dan masih waras nalarnya dan logikanya melihat ketimpangan ketimpangan dalam gereja yang menurut tipenya saya namakan gereja babel, bileam, gereja ananias dan safira, gereja simson, biarlah ini menjadi semacaam kontrol sosial, saya sangat sungguh berharap ada pdt yang" TERLALU LEBAY " membaca tulisan ini lalu tiba2 Roh Kudus membuat dia sadaar. i hope so.... biarlah ini menjadi semacam " WISDOM, SATIRE DAN HUMOR" CORAM DEO MARI MENJADI GEREJA FILADELFIA - pendetga sekarang sangat gaul dengan pesbuk dan twitter malah punya comunity BBM bukan untuk melayani tapi untuk guyon ma pendeta lain....paling bahas mau pelayanan dimana dan berapa amplopx...wuih...wah ....glek....
saya pribadi ( kata rekan saya yang mepnyai status tersebut diatas ) berdoa bagi pribadi2 lain yg tersulut emosinya gara-gara membaca status saya di atas agar anda dikaruniakan secara. khusus iman percaya yang lebih besar, yang lebih jernih, dan yang lebih memiliki ruang terhadap mereka yg memiliki pendapat/pandangan yang berbeda. apa yang saya tulis bukan asal bunyi apalagi cari popularitas - semuanya memiliki dasar baik berupa materi kajian dan pengalaman yang saya miliki. saya hanya orang biasa tapi satu hal saya bukan seorang neo farisi.
Ada suatu periode dlm hidup saya yaitu terjun di dalam pelayanan misi. Menyesakan. Menyedihkan. Karena temuan saya tidaklah membesarkan hati. Dengan keleluasaan jabatan regional yang saya miliki, saya menjumpai dr 100% gereja-gereja dalam program kemitraan hampir 90% para gembalaNya tidak berprilaku patut. Yang artinya gerejanya pun melenceng dalam konteks dan ranah pelayanan bagi jemaat, pengelolaan internal, dan seterusnya. Maka saya berpikir setelah satu dasawarsa berlalu semua akan membaik. Bahkan saya sempat berbeda pendapat tajam dengan seorang tokoh besar di negara ini yang mengatakan Gereja Tuhan sudah gagal karena bagi saya pribadi bukan gagal, para gembala kehilangan visi dan misi yaitu kasih mula-mula yang dimilikinya.
Jika pada hari ini ternyata keadaan kian gendheng semestinya saya tidak merasa aneh karena kerusakan sistemik dimulai dari dasar hilir tatanan gereja itu sendiri. Begitu mudahnya persyaratan masuk sekolah teologi setidaknya secara. akademis di negara kita jika mengacu pengalaman teman wanita penulis kondang yang bersekolah teologi di A.S. Kebijakan sinode yang mensetting suatu wilayah seperti praktek abad pertengahan. Dan masih banyak hal-hal yang semestinya tidak boleh terjadi. Gereja harus kembali kepada khittah-nya, yaitu perwujudan kehadiran Bapa bagi jemaat dan umat di dalam tindakan kasih yang nyata dan solutif. Saya selalu bersedih untuk gereja-gereja yang menutup pintu hati mereka karena merasa sudah paling benar. Untuk para gembala yang tidak mengenal nama jemaat bahkan tidak pernah berjabat tangan dengan jemaatnya seusai kebaktian. Untuk para pengerja yang karena tidak ada pilihan lain lantas melihat pelayanan gereja sebagai. alternatif akhir yang artinya tidak memiliki motivasi hati yang benar. Kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang ke-dua kali sudah amat dekat.
saya mendukung dan berdoa bagi gereja dan para gembala agar pelayanan mereka semua menjadi suatu breakthrough bagi kehidupan dan penghidupan gereja serta hidup bergereja sesuai dengan Hati Bapa di dalam masa aca kadut seperti ini.
kalau saya beberapa kali baca 4 Injil sama sekali tidak mendapati Yesus sibuk mau buat greja atau organisasi atau sejenisnya sebagai wadah untuk mengenalkan Kasih PAPA... Dia mengajar dan menghadirkan kerajaan surga dengan seluruh hidupnya tidak perlu gedung, alat musik, liturgi, atau apapun yang memerlukan biaya...semua dilakukan dengan gratis...mau ngajar di bukit ayo...mau di sumur ayo..mau di rumah pemungut cukai ayo...waktu efektif untuk melakukan semua itu tidak sampai 2 tahun ( bener tidak sampai 2 tahun) tapi dampaknya kita semua sudah merasakan....makanya saya tidak pernah pusing dengan gereja karena Yesus tidak pernah sibuk dengan gereja ( Misionaris papua )
Karena itu kita juga harus terus doakan dan mendorong gereja yang sudah hadir di bangsa ini sebagai institusi ilahi agar kembali ke ( DNA)nya alias Fitrahnya seperti gereja mula2 bahkan gereja yang murni pelayanannya tipe Yesus.. Yesus tidak membenci Gereja Cuman DIA menangis melihat kehidupan Gereja dan Hamba Tuhannya (Gereja secara Organisme Ilahi dan Kelembagaan) yang sunggu sudah " TERLALU LEBAY" Karena justru Gereja yang Dia Bangun dengan perkataan diatas batu karang ini akan kubangun gerejaKu dan alam mau tidak menguasainya HARUSNYA GEREJA HATI DAN BERTIPE CIRI PELAYANAN YESUS, sungguh dan jarang bahkan amat langkah di dapati dari bangsa ini. Coram Deo mari menjadi Gereja yang kulitasnya seperti pelayanan Yesus yang tidak di kuasai oleh alam maut. Amin

Tidak ada komentar:
Posting Komentar