NABI PALSU & KESELAMATAN
“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman” (2 Timotius 4:7)
Petikan ayat itu sering kita lihat di iklan kedukaan di beberapa surat kabar dan bahkan di beberapa batu nisan. Kalimat itu lah yang pernah diucapkan Paulus di dalam memenuhi panggilan pelayanan. Banyak orang yang suka salah kaprah. Orang baru dikatakan mengambil bagian/memenuhi panggilan pelayanan bagi Tuhan jika dia menjadi pelayan Tuhan di gereja sebagai usher, pemusik, worship leader, pendoa syafaat, pelayan perjamuan kudus atau bahkan sebagai pendeta. Nah, kalau orang baru dikatakan memenuhi panggilan pelayanan jika sudah menjadi pelayan Tuhan di gereja seperti itu, maka banyak orang yang tidak akan punya kesempatan untuk melayani Tuhan. Ini adalah kesalahan kebanyakan gereja. Karena gereja lah yang menanamkan pengertian seperti itu, dan gereja juga lah yang seharusnya bertanggung jawab atas salah kaprah ini.
Melayani Tuhan tidak sempit seperti itu. Mengasihi sesama (orang tua, suami/istri, anak, saudara dll), memberi bantuan kepada orang miskin/korban bencana alam, tidak menyakiti orang lain, tidak menipu orang lain, tidak mencuri/korupsi, tidak suka berbohong, bahkan memberikan tumpangan kepada orang lain adalah sebuah bentuk pelayanan kepada Tuhan. Nah, Paulus menjelang kematiannya yang sudah dekat menyatakan bahwa dalam pelayanannya dia mengakhirinya dengan baik, mencapai finish dan MEMELIHARA IMAN.
Kembali ke penggalan ayat di atas yang sering kita lihat di iklan kedukaan dan batu nisan. Saya suka iseng berpikir: “Bener ngga sih nih orang yang meninggal mengakhiri pertandingan yang baik, mencapai garis akhir dan MEMELIHARA IMANnya?” Ya, hanya orang itu dan Tuhan saja yang tahu.
Dalam beberapa diskusi tentang keselamatan biasanya ada dua kubu. Yang pertama bilang bahwa kita cukup percaya (kepada Yesus) saja dan kita pasti mendapatkan keselamatan kekal di sorga nanti. Perbuatan baik kita tidak akan menghasilkan keselamatan, tapi iman kita saja yang menyelamatkan. Yang kedua bilang percaya (kepada Yesus) serta lakukan kehendakNya terus menerus sampai akhir hayat supaya jelas bahwa kita adalah anak-anak Allah yang memang layak diselamatkan kelak.
Kalau kita mau jujur, jelas begitu banyak ayat-ayat di Alkitab yang mengkaitkan keselamatan kekal (sorga) dengan kekonsistenan kita senantiasa dalam melakukan kehendakNya sampai akhir hayat kita, bukan kehendak daging kita. Dan sebagai orang Kristen kita tidak bisa menganggap ayat-ayat itu tidak ada. Ayat-ayat di Alkitab bukan lah menu makanan orang Kristen yang cuma dipilih-pilih yang enak-enak saja.
Nah, kekonsistenan kita senantiasa melakukan kehendakNya (bukan kehendak daging kita) sampai akhir hayat itu lah yang dimaksud MEMELIHARA IMAN kita kepadaNya. Bagaimana mungkin kita mengklaim kita adalah anak-anak Allah yang memelihara iman kita kepadaNya akan tetapi setiap hari sampai akhir hayat kita hidup ngawur terus dan malah bertentangan dengan firman Tuhan? Kita mengaku hambaNya tetapi melawan perintahNya terus menerus setiap hari. Jadi MEMELIHARA IMAN bukan berarti sempit hanya memelihara percaya kita kepada Yesus saja. Anda ngaku percaya Yesus tetapi konsisten terus menerus tidak melakukan kehendakNya, maka Anda sebenarnya tidak MEMELIHARA IMAN dan sekaligus tidak percaya atau bahkan menolak Yesus sebenarnya.
Coba misalnya Anda punya seorang pembantu. Pembantu ini hamba Anda kan? Apakah Anda mau terus menerus memakai hamba ini jika dia terus menerus dan konsisten tidak menuruti perintah Anda? Anda minta kopi dia kasih teh. Anda minta telor dadar dia bikin telor ceplok. Anda minta dia bersihkan kamar dia bilang: “Sabar dong boss! Aku kan lagi nonton TV nih. Boss bawel amat sih! Ntar deh kalau sinetronnya sudah selesai.” Pasti hamba (pembantu) itu Anda pecat bukan?
Betul, Tuhan itu maha pengasih, penyayang, pengampun dan penyabar. Tidak seperti kita. Tapi meski pun demikian, apakah Anda pikir gara-gara dia punya sifat maha seperti itu Anda bisa terus-menerus menjengkelkan dia? Pikirkan lagi! Coba simak ini:
“Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah KERJAKAN KESELAMATANmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir” (Filipi 2:12)
"Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang TANPA MEMANDANG MUKA MENGHAKIMI SEMUA ORANG menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.” (1 Petrus 1:17)
“Bagaimanakah KITA AKAN LUPUT, jikalau kita MENYIA-NYIAKAN keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai..” (Ibrani 2:3)
“Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu TEGUH BERPEGANG padanya, seperti yang kuberitakan kepadamu – kecuali kalau kamu telah SIA-SIA SAJA menjadi percaya.” (1 Korintus 15:2)
“Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk MENDERITA (mematikan kehendak daging) untuk Dia,” (Filipi 1:29)
“Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang PERCAYA kepada-Nya: Jikalau kamu TETAP DALAM firman-Ku, kamu BENAR-BENAR adalah murid-Ku,” (Yohanes 8:31)
“Kata Yesus kepada mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang BERBUAT DOSA, adalah HAMBA DOSA. Dan HAMBA tidak tetap tinggal dalam RUMAH (Sorga), tetapi ANAK (yang setia terus menerus melakukan kehendakNya) tetap tinggal dalam RUMAH.” (Yohanes 8:34-35)
“Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu TIDAK AKAN MASUK KE DALAM KERAJAAN SORGA” (Matius 5:20)
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang MELAKUKAN KEHENDAK BAPA-KU yang di sorga.” (Matius 7:21)
“Suatu bukti tentang adilnya PENGHAKIMAN ALLAH, yang menyatakan bahwa kamu LAYAK menjadi WARGA KERAJAAN ALLAH, kamu yang sekarang MENDERITA (yang setia terus-menerus mematikan kehendak dagingnya) karena Kerajaan itu.” (2 Tesalonika 1:5)
“Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam PERTANDINGAN, MENGUASAI DIRINYA (mematikan kehendak daging) dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk MEMPEROLEH suatu MAHKOTA YANG ABADI.” (1 Korintus 9:25)
“Bertandinglah dalam PERTANDINGAN IMAN yang benar dan REBUTLAH HIDUP YANG KEKAL. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.” (1 Timotius 6:12)
“Barangsiapa menang, ia akan dikenakan jubah pakaian putih yang demikian; Aku TIDAK AKAN MENGHAPUS NAMANYA dari KITAB KEHIDUPAN, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan dihadapan para malaikatNya.” (Wahyu 3:5)
“Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan ORANG-ORANG MATI DIHAKIMI MENURUT PERBUATAN MEREKA, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.” (Wahyu 20:12)
“Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam KITAB KEHIDUPAN itu, ia DILEMPARKAN KE DALAM LAUTAN API itu.” (Wahyu 20:15)
Mungkin sebagian dari Anda sekarang sudah mulai garuk-garuk kepala sambil menggumam: “Hmm.. Aneh ya? Baru tahu aku! Yang aku tahu selama ini bahwa dengan percaya (mengakui Yesus sebagai Juru Selamat) saja, dibaptis dan rajin ke gereja aku akan masuk sorga. Ternyata kok engga ya? Kok bisa begitu ya? Apakah keKristenan sudah berubah menjadi sesuatu yang sulit? Dulu kok keKristenan itu mudah ya dan dijamin masuk sorga?”
Dari dua penjahat yang disalib di kiri kanan Yesus, yang satu menghujatNya dan yang satunya lagi mengakui Yesus sebagai Raja. Untuk itu Yesus berkata kepada yang mengakuiNya itu: “sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” Dia mendapatkan anugerah keselamatan. Apakah ia pasti masuk sorga? Jelas! Yesus sendiri yang mengatakannya.
Itu benar sebuah contoh yang bagus untuk percaya saja lalu masuk sorga. Dalam kasus ini penjahat tersebut tidak perlu dibaptis lagi, rajin ke gereja dan terus menerus melakukan kehendak Bapa? Kenapa? Tidak ada kesempatan lagi untuk dia melakukan itu. Sebentar lagi dia sudah pasti mati. Contoh serupa ialah ketika orang diambang maut yang dengan imannya menerima Yesus sebagai juruselamat. Tidak peduli seberapa hitam dosanya di masa lalu, semuanya diampuni.
Akan tetapi bagi mereka yang menerima keselamatan bukan seperti ilustrasi/contoh di atas, maka ia harus membuktikan percayanya dengan segenap hidupnya melakukan kehendak Bapa di sorga selama ia hidup. Ia harus hidup benar. Pikul salib, istilahnya. Setiap hari berusaha hidup sebaik-baiknya, mematikan keinginan daging, serta memuliakan Tuhan senantiasa. Hidup secara bertanggung-jawab, bukan justru mencemarkan nama Tuhan. Bukan pekerjaan yang menyenangkan dan mudah tentunya. Tetapi kalau kita benar-benar anak Allah dan bersungguh-sungguh, maka Roh Kudus akan membimbing dan menguatkan kita.
Akan tetapi , bagaimana bisa seseorang mengaku percaya kalau kehidupannya setiap hari 180 derajat melenceng dari yang dikehendaki Bapa? Jika itu terjadi, maka sesungguhnya ia belum jadi orang percaya dan memang tidak layak diselamatkan. Berusaha hidup kudus setiap harinya memang tidak mudah bahkan nyaris mustahil. Akan tetapi itu tidak bisa dipandang sebagai usaha berjuang untuk masuk sorga. Bukan! Kita cuma melakukan bagian kita untuk membuktikan bahwa kita benar-benar anak-anak Allah sejati yang justru menghargai karya penebusan dosa dan kita menghargai keselamatan kita.
Memakai ilustrasi pemusnahan Sodom dan Gomora, keselamatan tidak diberikan ke semua orang. Keselamatan hanya disediakan Tuhan pada waktu itu kepada orang-orang pilihanNya (Lot dan keluarganya) hanya dengan cara yang sederhana saja: mereka harus berlari, jangan menoleh ke belakang dan jangan berhenti di mana pun juga di Lembah Yordan, lari ke pegunungan, supaya jangan mati lenyap. Tapi di balik cara yang sederhana itu ada serangkaian tindakan yang harus benar-benar dilakukan agar diselamatkan. Keselamatan sudah dijanjikan, tinggal dijalankan. Sayangnya, meski keselamatan sudah dijanjikan dan diberikan gratis tetapi tidak ditindak lanjuti dengan benar oleh istri Lot yang sebenarnya sudah terpilih untuk diselamatkan. Ia menoleh ke belakang dan menjadi tiang garam. Binasa!
Apakah ilustrasi ini masih kurang sederhana untuk menyatakan bahwa keselamatan itu memang sudah diberikan kepada kita, tinggal kita taat sampai akhir untuk mencapainya? Belum? Jadi Anda masih percaya, bahwa keselamatan itu adalah kekal buat Anda terlepas dari apa yang Anda perbuat di dunia ini? “Iman” Anda yang besar tanpa perbuatan yang benar dan besar akan tetap menyelamatkan Anda? Oh my Holy God!
Inilah kehebatan nabi-nabi palsu! Dulu yang saya pikir nabi-nabi palsu itu paling dari sekte kiamat, Children of God, dan sebagainya. Tetapi, terakhir saya baru sadar bahwa nabi-nabi palsu sebenarnya sudah banyak beredar di gereja-gereja sekarang ini. Kenapa nabi-nabi palsu tidak mau terus terang soal keselamatan ini? Kenapa hal-hal seperti mengerjakan keselamatan (dengan terus menerus melakukan kehendakNya selama di bumi) tidak begitu ditekankan atau bahkan tidak diajarkan sama sekali? Tahukah Anda bahwa nabi-nabi palsu ini bisa menyesatkan dan membinasakan Anda?
“Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang MEMBINASAKAN, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.” (2 Petrus 2:1)
Pada bahasan berikutnya – NABI PALSU & BERKAT – akan dibahas mengapa mereka mengajarkan hal-hal yang menyesatkan. Tentu ada udang dibalik rempeyeknya.
Jadi jangan aneh mendengar orang Kristen yang dengan setia dan terus menerus melakukan kehendakNya jujur menjawab: “saya masih kurang sempurna, saya belum yakin selamat”. Itu tandanya orang Kristen yang rendah hati dan masih mau terus menerus memperbaiki diri dan mau lebih sempurna, tunduk dan taat terhadap kehendakNya senantiasa dan tidak mau terlena sedikit pun. Walau sebenarnya dia bisa menilai dirinya sudah layak selamat dan masuk sorga kalau mati detik ini juga, dia tetap mau berjaga-jaga dan tidak mau bertindak bodoh seperti istri Lot yang bisa terhilang sewaktu-waktu. Jadi kalau Anda mencap orang Kristen yang seperti itu adalah orang yang bodoh, kurang beriman karena tidak yakin masuk sorga, orang yang “kasihan deh”, maka Selamat! Anda layak dapat Bintang dan sampai ketemu di sorga nanti!
Sola Scriptura, Sola Gratia, Sola Fide!
For God, For Country and For Better World!
Tuhan Yesus memberkati!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar