Sahabat Kapernaum apa kabarnya
saya percaya anda semua dalam keadaan yang baik dan luar biasa di dalam Kristus
Yesus, Sahabat Terimmkasih untuk menjadi bagian dari Kapernaum, Kapernaum Senang terkoneksi dengan anda sebagai
putra -putri kerajaan Kristus. Berikut Materi Retreat Encounter IV Kapernaum Berharap Materi ini Menjadi Berkat Bagi Shabat Kapernaum Semuanya
Sebelum kita memasuki masa
Revival, maka Tuhan akan terlebih dahulu
membawa kita di dalam sebuah musim, yaitu,
“Time of Refreshing.” Adalah suatu musim “Penyegaran; Pemulihan untuk menyingkairkan
rumput-rumput liar, batu-batu penghalang
termasuk karakter yang belum berkenaan dengan standar untuk seseorang bisa
mencapai Bukit Sion.”
Patut di sadari bahwa
PROBLEM kita yang TERBESAR bukanlah IBLIS,
roh-roh jahat ataupun malaikat-malaikat yang telah jatuh ke dalam
dosa, bukan penguasa-penguasa atau
pemerintah-pemerintah di udara, dan
bukan dunia beserta segenap jerat dan tekanannya!
BUKAN! Peperangan kita dan
problem kita yang terbesar itu LEBIH DEKAT dari pada keluarga atau rumah kita
sendiri. Hal tersebut, terletak di DALAM DIRI KITA, di DALAM PUSAT KEBERADAAN!
Karena dari DALAMLAH kita
MEMBUKA dan MENUTUP PINTUNYA – baik kepada Allah dan dunia.
Markus
7 : 20 – 23, “Katanya lagi : “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang
menajiskannya, sebab DARI DALAM, DARI
HATI ORANG, TIMBUL SEGALA pikiran jahat,
percabulan, pencurian, pembunuhan,
perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat,
kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal ini timbul DARI DALAM dan menajiskan
orang.”
Matius
15 : 19 – 20, “Karena DARI HATI TIMBUL segala pikiran jahat, pembunuhan,
perzinahan, percabukan, pencurian,
sumpah palsu dan hujat. Itulah
yang menjaiskan orang. Tetapi makan
dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang.”
Dari HATI lah segalanya di
mulai. Sebab itu Tuhan Yesus sangat
menekankan hal ini. Bahkan hal ini
MERUPAKAN yang TERPENTING dari SEMUA HAL.
Amsal
4 : 23, “Jagalah HATIMU dengan segala
KEWASPADAAN, karena dari situlah
TERPANCAR KEHIDUPAN.”Kebutuhan akan suatu HATI
yang BARU, selalu merupakan kebutuhan
manusia yang TERBESAR!
Markus
8 : 17,
“Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata :
Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belumjugakah KAMU
FAHAM dan MENGERTI? Telah DEGILKAH HATIMU?.”
IBLIS BUKANLAH PROBLEM
KITA YANG TERBESAR! Bidang-bidang Kehidupan
yang BERPUSAT pada DIRI SENDIRI – yang belum Ditebus, Belum Diserahkan kepada Tuhan, Belum Diterangi! Adalah PROBLEM kita yang TERBESAR!
HATI YANG MURNI, merupakan kunci untuk menghalangi Iblis
masuk. Tuhan Yesus berkata, “Penguasa dunia ini datang dan ia TIDAK
BERKUASA Sedikit pun ATAS DIRI-KU (Yohanes 14 : 30).
Tuhan
Yesus tidak memiliki bidang hati yang belum diserahkan yang mengizinkan Iblis
masuk. Setiap pintu tertutup; Setiap
celah tertutup – Pikiran; Panca Indra;
Renungan; Motif; Kehendak,
dan Perhatian-Nya semuanya diserahkan kepada Allah.
Iblis tidak mampu
menemukan satu pun yang dapat dijadikan tempat menjejakkan kakinya. Jika ada sesuatu di dalam kehidupan kita yang
dapat iblis jadikan MAINAN, maka ia akan
melakukannya. Iblis tidak takut kepada
orang yang dapat berkhotbah, bernubuat, atau melakukan mujizat (Iblis bahkan
mendorong Tuhan Yesus melakukan mujizat – Matius 4 : 3). Iblis amat ketakutan
dengan orang-orang yang SEPENUHNYA BERSERAH kepada Allah, karena merekalah yang mampu MENGHANCURKAN dan
MENGGANTIKAN kedudukannya.
Pintu-pintu yang Terbuka
bagi Iblis untuk masuk ke dalam seseorang :
Pertama; Berpegang Erat Kepada Dosa!
Suatu kali, saya melayani seseorang yang diikat oleh Roh
jahat! Keluarga besar “z,” selalu memanggil “Arwah ibunya,” yang sebanarnya adalah “Kuasa Gelap,” ketika di usir ke luar. Roh Jahat itu berkata, “Orang ini,
dan seluruh isi keluarga besarnya adalah milikku, kata iblis.
Biasanya, roh Jahat akan lebih banyak masuk lagi ke
dalam orang-orang seperti ini, jika ia
tidak membuka hatinya untuk menyerahkan hidupnya seutuhnya kepada Tuhan. Ingat
kisah dalam Matius 12 : 43 – 45.
Persoalannya, banyak orang yang
tidak mau melepaskan ikatan iblis pada mereka!
Persoalannya, bukan pada
Iblis, melainkan hati.
Kedua; Pernyataan-pernyataan yang terlalu berani, Gegabah,
Angkuh!
“………..Iblis
telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum……” (Lukas 22 : 31 – 34).
Iblis melihat adanya sekam
di dalam diri Petrus dan ia datang untuk mencobai Petrus dalam beberapa
pernyataannya yang menantang.
Pernyataan-pernyataan yang gegabah,
terlalu berani itu bagaikan melambai-lambaikan kain merah kepada
banteng, dan Iblis datang menuntut.
Petrus menyombongkan diri
tentang dedikasinya yang luar biasa,
dengan berkata bahwa, “ ia tidak akan pernah meninggalkan
Tuhan, sekalipun semua murid Tuhan, yang lain meninggalkan-Nya (Markus 14 : 29 –
31).”
Petrus, dengan pernyataan-pernyataannya yang berani
telah menjerat dirinya sendiri untuk mengalami suatu ujian yang sesunggunhya
tidak perlu dialaminya. (Iblis akan diijinkan Allah untuk menguji kita atas
pernyataan-pernyataan yang kita buat,
khususnya jika pernyataan-pernyataan tersebut tidak BENAR. Berjalanlah dalam HIKMAT dan
KERENDAHATIAN, akan membuat IBLIS
MENJAUH dari HIDUP KITA!
Ketiga; Tidak Mau Mengampuni!
Hati yang tidak mau
mengampuni membuka pintu bagi Iblis.
Iblis itu pahit hati serta tidak mau mengampuni, dan ia bersekutu dengan orang-orang yang
memiliki sifat lama
Tatkala seseorang tidak
mau mengampuni orang lain, ia akan “diperbudak,” oleh orang tersebut, dan pikiran-pikirannya setiap hari akan
dikontrol oleh orang-orang yang tidak mau diampuninya itu.
Tidak
mau mengampuni, membuat seseorang berada
dalam kekuasaan Iblis (Lihat Matius 18 : 21 – 35). Depresi dan stress merupakan hasil dari
menyimpin dendam!
Paulus berkata Iblis akan
beroleh keuntungan atas kita jika kita tidak mau mengampuni! 2 Korintus 2 : 10 – 11, “Sebab barangsiapa
yang kamu ampuni kesalahannya, aku mengampuninya juga. Sebab jika aku megampuni, - seandainya ada
yang harus kuampuni, - maka hal itu kubuat oleh karena kamu di hadapan
Kristus. Supaya Iblis jangan beroleh
keuntungan atas kita, sebab kita tahu
apa maksudnya.”
Keempat; Kekeraskepalaan!
…….Mereka tidak berhenti dengan perbuatan
dan kelakuan mereka yang tegar (Keras kepala) itu…..” (Hakim-hakim 2 : 19).
Kekeraskepalaan dan
kehendak diri sendiri merupakan problem-problem yang sesungguhnya di dalam
manusia, bukan iblis. Paulus dan Barnabas
berpisah karena suatu ketidaksesuaian yang memanas, dan tidak ada seorangpun di antara mereka
yang mau mengalah (Kisah Rasul 15 : 36 – 41).
Barnabas mengeraskan hatinya serta memilih jalan lain, dan selanjutnya namanya tidak pernah
disebutkan lagi di dalam Kitab Kisah Para Rasul. Seharusnya,
namanya tetap ada di dalam Sejarah Injil, tetapi ia membiarkan hatinya
tersinggung, dan ia malah memilih
rencana B.
Banyak orang percaya, karena suatu luka hati memilih jalan
lain. Dengan ini mereka menyerahkan
sebahagian dari mahkota mereka karena mereka menyimpang dari jalur yang Allah
pilihkan bagi mereka (Wahyu 3 : 11).
Nehemia
9 : 26, 30, “Tetapi mereka mendurhaka
dan memberontak terhadap-Mu. Mereka
membelakangi hukum-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu yang memperingatkan mereka dengan
maksud membuat mereka berbalik kepada-Mu.
Mereka membuat nista yang besar.
Namun bertahun-tahun lamanya Engkau melanjutkan sabar-Mu terhadap
mereka. Dengan Roh-Mu Engkau
memperingatkan mereka, yakni dengan
perantaraan para nabi-Mu, tetapi mereka
tidak menghiraukannya, sehingga Engkau
menyerahkan mereka ke tangan bangsa-bangsa segala negeri. Pemberonntakan
dan hati yang keras adalah problem terbesar dari bangsa Israel dan juga problem
orang-orang percaya hari ini!
Sebab itulah Allah
menyediakan suatu Perjanjian yang baru yang memungkinkan tersedianya suatu hati
yang baru bagi siapa saja yang bersedia mengizinkan OPERASI ini dikerjakan dalam hidupnya.
Yeremia
31 : 31 – 33, “Sesungguhnya akan datang waktunya, demikianlah Firman Tuhan, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan
kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan
seperti yang Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan
mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas
mereka, demikianlah Firman Tuhan. Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan
dengan kaum Israel sesudah waktu itu,
demikianlah Firman Tuhan : Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka
dan menuliskannya dalam dalam hati mereka;
maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.”
Yehezkiel
11 : 19 -20, “Aku akan memberikan mereka
hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka
hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat. Supaya mereka hidup menurut segala
ketetapan-Ku dan peraturan-peraturan-Ku dengan setia; maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan
menjadi Allah mereka.”
Alkitab memebritahujan
hati (bukan jantung –heart), hal
tersebut mengacu kepada PUSAT ROH kita,
INTI KEBERADAAN KITA di mana TERLETAK MOTOF-MOTIF manusia yang
TERDALAM! Ini juga merupakan PUSAT
KEBERADAAN SEMUA PROBLEM manusia yang sesungguhnya.
Hati itu sesungguhnya
lebih dalam dari PIKIRAN KITA!
(Sekalipun kita juga memang mempunyai banyak problem di dalam
pikiran). Pikiran adalah alat untuk
menganalisa, menghitung-hitung, dan logika.
Tetapi hal yang mendikte pikiran kita tentang apa yang perlu DIRENUNGKAN
terdapat dalam HATI! (Perhatian, motif,
penyembahan, keinginan, kecintaan dan kebencian). Pikiran di rangsan oleh HATI!
Hati adalah tempat di mana
terletak SEMUA PROBLEM manusia sesungguhnya.
Tuhan Yesus berkata, “Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan,
pencurian, pembunuhan, perzinaaan,
keserakahan, kejahatan, kejahatan,
kelicikan, hawa nafsu, iri hati,
hujat, kesombongan, kebebalan (Matius 15 : 18 – 20).”“Jagalah
hatimu dengan segala kewaspadaan, karena
dari situlah terpancar kehidupan (Amsal 4 : 23).
Apakah
hati yang dikeraskan itu? Ada
bermacam-macam tingkat kekerasan hati di dalam manusia. Kekerasan dimulai pada saat mansia merasa
tidak suka, sakit hati atau tersinggung
atas sesuatu. Bila hal ini
berlanjut, orang ini akan menjadi pahit
hati. Jika ia terus mengeraskan
hatinya, maka pertentangan dan
pemberontakan akan timbul. Setiap
kali seseorang mengeraskan hatinya, ia
membuat dirinya jatuh semakin dalam ke dalam lubang!
Dengan
cara bagaimana seseorang mengeraskan hatinya?
Dengan melatihnya!
Seperti atlit angkat besi, yang
mengeraskan dan mengembangkan tubuh jasmaninya melalui banyak latihan, yang teratur dan giat, demikian juga manusia batiniah kita
dikeraskan! Ketidakpekaan berkembang
dan hati menjadi semakin keras tatkala seseorang MELATIH mengeraskan hatinya
ketika ia disakiti! Hati manusia bisa
menjadi keras kalau dilatih!
Tuhan
Allah bertanya kepada Adam, “Di manakah
engkau?” Pertanyaan ini masih terus
ditanyakan kepada kita keturunan Adam!
Sebab ada sejumlah bidang dalam kehidupan kita di mana kita masih
BERSEMBUNYI!
Seringkali karena suatu
latar belakang yang buruk (luka hati karena tidak diingini, ditolak,
disiksa atau diacuhkan), orang
menutup diri serta membangun suatu tembok di sekeliling hati mereka dan hidup
dalam dunia mereka sendiri. Allah ingin
mendobrak tembok yang dibangun disekeliling hati kita!
Manusia
batiniah kita mempunyai banyak ruangan dan bilik dalam (Lubuk-lubuk hati)! Banyak di antara bilik-bilik ini masih
TERTUTUP! Allah memiliki KUNCI bagi setiap
bagian ini! Bagian di mana kita masih
tidak produktif atau terikat; Allah
ingin membebaskan setiap lubuk hati kita!
Alkitab mempersamakan
manusia manusia dengan bejana atau wadah.
Kita diciptakan dengan suatu kekosongan,
dank arena itu kita mempunyai suatu kapasitas untuk menampung
sesuatu. Apa yang kita izinkan tertuang
ke dalam hidup kita menentukan apakah kita akan menjadi sebuah bejana yang baik
atau yang buruk (Roma 9 : 22 – 23; 2 Timotius 2 : 20 - 22).
Apa pun yang dituangkan ke dalam hidup kita meresap ke seluruh
keberadaan kita. Selidikilah betapa
seringnya jumpai kata-kata “penuh” atau
“dipenuhi” di dalam Firman Allah.
Karena kita adalah bejana
dan mampu menampung sesuatu, Allah ingin
memenuhi kita dengan kasih karunia-Nya dan semua buah yang menikuti kasih
karunia. Hanya kasih karunialah, satu-satunya yang dapat mengubah kita, karena kasih karunia hanya diberikan kepada
orang-orang yang rendah hati.
Satu-satunya cara untuk maju dalam perjalanan iman setiap orang percaya
adalah dengan merendahkan hati kita. Bila suatu problem berada
di luar kekuatan kita, kita harus
merendahkan diri dan meminta pertolongan dari orang lain. Ini membuka pintu untuk memperoleh kasih
karunia baru (Yakobus 4 : 10).
Kasih karunia diberikan
pada saat diperlukan, orang-orang yang
telah melewati problem-problem yang tersulit,
dan telah bertemu dengan Allah dalam masa-masa sulit itu, memeiliki kasih karunia yang terbanyak di
dalam hidup mereka.
Situasi-situasi yang
menyakitkan adalh suatu kesempatan bagi dicurahkannya kasih karunia yang
berkuasa mengubah kehidupan. Kasih
karunia yang melimpah diberikan kepada mereka yang memiliki suatu kebutuhan
yang besar. Tetapi ada sebuah factor
lain yang terlibat di sini - SIKAP kita!
Cara kita menanggapi suatu
problem akan menciptakan suatu perbedaan.
Seringkali orang yang berada dalam kesulitan tidak menerima kasih
karunia karena KEKERASAAN HATI mereka atau mereka memeiliki SIKAP HATI yang
BURUK! Dengan tanggapan kita, kita dapat menjadikan keadaan kita sebuah
siksaan atau sebuah kesempatan. Kita
dapat membuka atau menutup bejana kita terhadap kasih karunia.
Mari kita minta kasih
karunia Tuhan, untuk menyentuh
bilik-bilik keangkuhan kita yang masih tersembunyi :
ORANG
YANG ANGKUH
ADALAH ORANG YANG LEMAH, KARENA :
1. Keangkuhan – adalah suatu perasaan yang menghanyutkan
yang muncul karena merasa dirinya hebat dan penting. Karena hal ini, seorang
yang angkuh mudah sakit hati dan tersinggung bila ia tidak diperlakukan dengan
benar. Ia bukanlah penguasa atas emosinya dan karena itu ia adalah seorang yang
lemah.
2. Keangkuhan – adalah keinginan untuk berada di puncak,
tidak terkalahkan, tidak tertandingi, dan akan menginjak orang lain serta
memakai orang lain untuk mencapai tujuannya. Sekali lagi, orang yang angkuh diatur
oleh suatu kekuatan lain dan ia bukan penguasa dari emosinya. Raja Salomo jatuh
ke dalam keangkuhan dan pikirannya
dipenuhi oleh pikiran seperti ini – “Betapa aku telah menjadi orang yang tidak
tertandingi dan tidak ada yang bandingannya” ( Pkh.1:16 ).
3. Keangkuhan – membuat kita berpura-pura menjadi orang
lain. Karena itu keangkuhan membuat kita suka berpura-pura dan munafik.
Kerendahhatian menghasilkan keaslian dan kemurnian di dalam kita.
4. Keangkuhan –
karena keangkuhan membuat kita berpura-pura menjadi orang lain, maka hal ini
membuat kita di bawah ketegangan tidak semestinya. Bila saudara tegang, maka
saudara kering. Keangkuhan menguras dan mengeringkan kita secara emosional
serta merupakan penyebab kelelahan yang luar biasa dan orang menjadi sakit.
Kerendahhatian membuat kita mampu untuk merasa santai, menjadi diri kita
sendiri, dan menerima diri sendiri. Kerendahhatian yang luar biasa menghasilkan
damai sejahtera dan ketenteraman di dalam hati kita.
5. Keangkuhan – memiliki pendapat yang tinggi tentang
dirinya dan membuat seseorang memandang rendah orang-orang lain dan
pendapat-pendapat mereka. Keangkuhan dapat membuat seseorang bersikap sangat
kasar, sementara suatu cirri-ciri kebesaran ialah memiliki kemampuan untuk
menerima siapa saja dari berbagai tingkatan. Sesunggungnya keangkuhan membuat
manusia sangat kecil.
6. Keangkuhan – itu sombong dan menganggap memiliki
jawaban-jawaban, walaupun sebenarnya tidak. Karena keangkuhan, orang tidak mau
mendengarkan perkataan orang lain. Karena itu, keangkuhan juga merupakan
kekurangan hikmat.
7. Keangkuhan – membuat manusia memelihara
pikiran-pikiran yang tinggi tentang
dirinya, dan menjerat beberapa orang untuk hidup di dalam dunia mimpi. – “Tak
seorang pun sehebat aku.” “Aku adalah jawaban bagi problem-problem dunia!” (
Gal.6:3; Obj.1:3 ).
8. Keangkuhan – mungkin mendasari rasa malu. Orang yang pemalu tidak akan
membiarkan dirinya mudah diejek/dikritik. Ia sangat hati-hati dalam melindungi
dirinya. (Bagaimana kalau aku membuat kesalahan! Bagaimana kalau aku di kritik!
Orang mungkin mengetahui siapa diriku yang sebenarnya; Aku mungkin
dipermalukan.”) Keangkuhan mungkin akan mendasari beberapa ketakutan – “ Ini
mungkin membuat-KU kelihatan kecil.” Keangkuhan itu sangat bersikap melindungi
terhadap diri sendiri. Namun Yesus Panglima kita rendah hati dan tidak takut
dikritik atau di rendahkan. Ia bersedia kelihatan seperti seorang yang gagal.
9. Keangkuhan – itu memikirkan diri sendiri dan haus akan
pujian manusia. Keangkuhan berusaha mencari nama besar atau gelar dan popularitas.
Keangkuhan rindu akan publisitas dan sangat suka menjadi pusat perhatian, serta
lebih memperhatikan tentang pendapat manusia terhadap dirinya daripada pendapat
Allah (Yoh.5:44). Keangkuhan membuat orang memakai kefasihannya dalam berbicara
dan mempergunakan kata-kata yang tinggi dan sukar, sehingga kebanyakan orang
bahkan tidak mampu mengucapkannya. Semua ini dilakukannya dengan tujuan untuk
memuliakan dirinya dan agar terdengar hebat. Iblis juga merupakan pribadi yang
cerdik serta rumik, dan demikian pula orang-orang Kristen yang angkuh (2
Kor.11:3). Yesus memakai pilihan kata-kata yang paling sederhana ketika Ia
mengajar. Dan Yesus tidak pernah mengejar suatu reputasi duniawi (Flp.2:5-8).
10. Keangkuhan – adalah alasan bagi watak yang pemarah.
Orang yang angkuh memiliki luapan amarah yang hebat sebab egonya begiti
sensitif. Hal ini juga terjadi tatkala mereka tidak dapat memperoleh kehendak
mereka sendiri dan memakai cara mereka sendiri. Bersama-sama dengan kemarahan
datang pula kepahitan, dendam, dan banyak hal
jahat lainnya.
11. Keangkuhan – merupakan
suatu alasan utama bagi tidak adanya kedamaian. Banyak konflik berhenti ketika
keangkuhan disingkirkan.
12. Keangkuhan – merupakan factor pendukung utama untuk
kekacauan mental dan emosional. Keangkuhan merobek-robek dan menyiksa hati
manusia, mengeringkan serta menghabiskan seluruh tenaga dan persediaan yang
terdapat di dalam jiwa dan tubuhnya. Si
Angkuh (Iblis) adalah pribadi yang rusak mental dan emosionalnya karena keangkuhannya
yang besar. Umat manusia juga merupakan pribadi yang rusak dan emosionalnya
karena keangkuhannya.
13. Keangkuhan – menolak perbaikan atau saran-saran,
dengan sikap – “Aku tahu apa yang sedang aku lakukan; jangan mengajari aku.
Apakah engkau menyadari kepada siapa engkau sedang berbicara?” Namun Amsal 1:5
(KJV) berkata ,”Orang yang bijak akan mencari nasihat-nasihat yang bijaksana.”
14. Keangkuhan – membuat seseorang bersedih untuk berkata,
“ Maafkan, aku bersalah!” (Im.26:40-41) Keangkuhan akan membenarkan
kesalahan-kesalahan dan kekeliruan untuk melindungi keakuannya. Kekuatan dan kebesaran ditandai oleh adanya
pengakuan bahwa kita itu manusia dan telah berbuat salah. Namun orang yang
angkuh itu lemah, serta harus mendapat kesempatan untuk membersihkan nama
baiknya dan memberi kata penentuan. Ayub merasa Allahlah yang bersalah, bukan
dirinya. Dengan demikian ia merasa dirinya lebih benar daripada Allah. Ayub
tidak mau mengubah pikirannya dan berkata bahwa sampai binasa ia tetap
mempertahankan bahwa ia tidak bersalah (Ayb.27:2-6; 35:2).
15. Keangkuhan – tidak dapat membiarkan suatu pelanggaran
begitu saja. Orang yang rendah hati dapat menganggap-nya sebagai angin lalu.”
Orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran” (Ams. 19:11 ). Orang yang angkuh menuntut pemulihan nama baik dan
“keadilan” bagi dirinya sendiri. Keangkuhan menuntut suatu permintaan maaf atas
suatu pelanggaran kecil dan seringkali mempersulit orang yang membuat
pelanggaran untuk meminta maaf.
16. Keangkuhan – membuat seseorang sulit memaafkan.
Keangkuhan berdiam diatas luka-luka. ”Hatiku terluka” – dan juga membuat setiap
orang mengetahuinya!
17. Keangkuhan – sangat larut dengan keakuannya, sehingga
sangat peka terhadap luka hatinya sendiri, namun sangat tidak suka terhadap
luka hati orang lain serta tidak menyadari ketika ia menyakiti hati orang lain
( Saudara dapat saja menyakiti orang lain dan bersikap tidak peka dengan
berkata – “Engkau tidak perduli akan aku!).
18. Keangkuhan – adalah sumber pemberontakan, pertentangan
dan balas dendam. Karena keangkuhannya, Iblis ingin berada di tempat teratas.
Ketika ia tidak bisa memakai caranya sendiri, ia bersikap menentang dan ingin
membalas dendam. Sejak saat itu ia melakukan segala sesuatu yang berada di
bawah kuasanya untuk membuat seluruh penghuni surga dan bumi berpaling dari
Allah. Keangkuhan juga telah membuat iblis sangat iri terhadap semua posisi
kepemimpinan, dan ia merusakkan otoritas di segala tingkat. Ia adalah pencipta
dan pengajar gerakan-gerakan pembebasan pada masa kini!
19. Keangkuhan – itu suka akan kebebasan dan tidak peka
dengan sikap-sikap seperti ini – (Aku tidak membutuhkan engkau atau siapapun
juga, aku dapat melakukannya sendiri. Tak seorang pun yang boleh mengajari aku! Aku tidak harus
bersabar dengan ini! – 1 Kor.10:12; Ams.18:12). Kerendahhatian
berkata,”Tolonglah, aku tidak mempunyai semua jawabannya. Aku benar-benar
membutuhkan usul-usul dan doamu…. Aku tidak mampu melakukannya tanpa
pertolonganmu!”
20. Keangkuhan – membuat manusia tidak berpikir sederhana
dan terlalu bersifat teknis. Orang yang rendah hati itu bebas dari perlawanan
dan perbantahan. Kerendahhatian menenangkan segala pergolakan dan perlawanan di
dalam hati. “Berserah adalah suatu kunci bagi adanya damai sejahtera.
Tundukkanlah dirimu kepada Allah serta
hargai dan dengarkanlah saudara-saudara seimanmu. (Ams.13:10; Yak.4:6-10).
21. Keangkuhan – membuat seseorang mengeraskan
hatinya. Hati yang sombong adalah hati
yang keras, penuh dengan sisa-sisa pertentangan dan perlawanan. Firaun
berulang-ulang mengeraskan hatinya (Kel.8:15). Mintalah agar Allah memberimu
hati yang lembut, yang tidak suka memberontak. Ingatlah, hati yang keras
menentang Allah dan kasih karunia-Nya (Yak.4:6; 1 Ptr.5:5-6; Ams.3:34;
Mzm.138:6; 2 Taw.36:11-13).
22. Keangkuhan – itu memperdayakan. ”Keangkuhan hatimu
telah memperdayakan engkau” (Obj.1:3). Tipu daya berkembang pesat dalam hati yang
angkuh. Keangkuhan mendasari doktrin-doktrin yang salah dan
kepercayaan-kepercayaan yang sesat. Penemu-penemunya ingin mempunyai suatu
gagasan baru yang sebelumnya tidak pernah terpikir oleh orang lain (angkuh karena
merasa memiliki yang asli). Keangkuhan membuat seseorang berpikir bahwa ia
dapat melakukannya dengan lebih baik daaripada orang lain, termasuk Allah.
“Seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi sesungguhnya mereka telah menjadi
bodoh” (Rm.1:21-22; Gal.6:3; Rm. 12:3; 1 Kor.8:2).
23. Keangkuhan – merupakan salah satu penyebab utama yang
membuat seseorang tidak dapat bergaul dengan orang lain. Keangkuhan adalah
alasan yang menyebabkan seseorang tidak tahan dengan situasi-situasi kehidupan.
Keangkuhan tidak mampu mengatasi pelanggaran-pelanggaran, terlalu perasa,
pemarah, penuh dendam, dan pahit hati. (“Aku tidak sanggup menghapinya lagi –
Aku bisa menjadi gila!” – seringkali diucapkan oleh seseorang yang tidak
memperoleh apa yang diinginkannya). Iblis tidak
bisa mendapatkan apa yang diinginkannya dan sejak itu ia disiksa oleh
perasaan-perasaan jahatnya. Tetapi orang yang memiliki kerendahhatian sejati
mampu menghadapi ini. Roh mereka tidak terikat.
24. Keangkuhan – merupakan alasan utama bagi argumentasi
dan perdebatan (Ams.13:10). Pertentangan (debat) hanya terjadi karena adanya
keangkuhan. Orang bijak itu dapat menyesuaikan dirinya, lemah lembuh, mudah
dimengerti, dan dapat menundukkan diri terhadap keinginan-keinginan dan
pandangan orang lain.
25. Keangkuhan – adalah suatu sebab yang membuat kita
tidap dapat hancur hati di hadapan Allah dan saudara-saudara seiman. Bagi
beberapa orang, hancur hati di hadapan Allah atau saudara-saudara seiman adalah
tanda dari kelemahan. Akan tetapi hal
itu tidak benar sama sekali. Orang yang
lemah adalah orang yang mengeraskan hatinya. Keangkuhan membuat Raja Zedekia
menolak untuk mendengarkan, mengalah atau berserah kepada firman Tuhan. Ia
takut kehilangan muka. Keangkuhannya membuat Yerusalem dibakar dan anak-anaknya
dibunuh (Yer.38:17-23; 2 Taw.36:11-13).
26. Keangkuhan – adalah alasan utama bagi tidak adanya
kesatuan. Pada dasarnya, manusia berusaha mempromosikan diri dan
gagasan-gagasannya sendiri. “Sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri,
bukan kepentingan Kristus Yesus” (Flp.2:21). Dalam suatu kesempatan Allah
berbicara kepada suatu gereja,”Dalam kerendahhatian ada kesatuan … dimana kita
menganggap orang lain lebih utama daripada diri kita sendiri, dimana kita
saling mendahului dalam memberi hormat” (Flp.2:3; Rm.12:10). Dapatkah saudara melihat bagaimana kerendahhatian dapat
mempromosikan kesatuan? Berapa besar kesatuan dalam pernikahanmu?
27. Keangkuhan – merupakan alasan yang menyebabkan orang
berpikir bahwa mereka lebih baik daripada orang lain (Ul.17:20). Keangkuhan
juga merupakan hal yang menyebabkan seseorang menyombongkan dan meninggikan
diri (Yer.9:23-24). Keangkuhan (yang merupakan tipu daya) membuat orang
berpikir bahwa mereka luar biasa dan hebat, yang mungkin disebabkan oleh
keberhasilan atau talenta khusus. Namun mengapa kita harus merendahkan orang
lain? Segala yang kita miliki adalah pemberian Allah (Yoh.3:27; 1 Kor.4:7; Ul.8:17-18). Bahkan Rasul Paulus pun tidak
kebal terhadap keangkuhan, walaupun ia penuh dengan Roh Kudus dan telah mati
terhadap dosa (bacalah Rm.6:6; 2 Kor.12:7).
28. Keangkuhan – menolak firman Tuhan dan cepat menuduh orang lain “sesat” atau
“salah” (Yer.43:2). Orang-orang yang angkuh menuduh Yeremia telah menubuatkan
hal yang salah. Karena itu keangkuhan membuat kita tidak mampu membedakan yang
benar dan yang salah. Hati yang diterangi adalah buah kerendahhatian.
29. Keangkuhan – membuat orang berpikir bahwa mereka tidak
dapat berbuat salah. Angan-angan tinggi dan tipu daya berasal dari keangkuhan.
Keangkuhan menimbulkan dosa karena terlalu percaya diri. Saya pernah mendengar
orang berkata bahwa mereka tidak pernah membuat suatu kesalahan pun dalam
karunia-karunia Roh Kudus (seperti dalam bernubuat atau berkata-kata dengan
pengetahuan). Tetapi ini adalah keangkuhan dan tipu daya. Seharusnya kita
bersikap – “Tuhan, begitu mudahnya pikiran dan perasaanku mengubah apa yang
ingin Engkau katakan. Berkuasalah atas kealamiahanku! Tuhan, aku membutuhkan-Mu
setiap saat!” (Yoh.5:19,30).
30. Keangkuhan – adalah kebalikan dari kasih. Kasih itu
sama sekali tidak mementingkan diri sendiri (1 Kor.13). Sebaliknya keangkuhan
sangat mementingkan diri sendiri – “Keuntungan apa yang bisa kuperoleh dalam
hal ini?” Keangkuhan hanya memikirkan diri sendiri. AKU! Karena keangkuhan
adalah kebalikan dari kasih, berarti keangkuhan merupakan suatu bentuk dari
kebencian juga.
31. Keangkuhan – adalah musuh Allah. Keangkuhan menolak
dan melawan Allah. Keangkuhan menentang Allah dan kehendak-Nya. Keangkuhan itu
tidak mau terikat dan membuat seseorang menjauhkan diri dari Allah. Keangkuhan
dan hati yang dikeraskan itu berkaitan erat. Tatkala seseorang mengeraskan
hatinya, itu disebabkan karena ia mempunyai hati yang sombong. Allah membenci
keangkuhan, demikian juga seharusnya kita (Ams.6:16; 8:13; 1 Yoh.2:16-17).
Allah tidak dapat memberkati hati yang sombong dan keras. Kepedihan dan
penderitaan sering digunakan untuk menghancurkan keangkuhan dan hati yang
keras, sehingga Allah dapat memberkati kita.
32. Keangkuhan – membuat kita tidak berkemenangan atas
Iblis. Iblis itu sangat sombong. Kalau kita seperti dia dan bereaksi seperti
dia, maka kita tidak memiliki kuasa atasnya. Kerendahhatian dan menjadi seperti
“Anak Domba” adalah kunci untuk memiliki kuasa atas si Sombong. Ketika orang
percaya atau pengkhotbah mulai bersikap gegabah dan sombong, ia menjauhkan
dirinya dari tudung perlindungan Allah,
dan Iblis menjeratnya serta membuatnya jatuh. Elia melontarkan hinaan dan
ejekan, tetapi kemudian ia harus berhadapan dengan Ratu Izebel. Iblis bekerja
melalui perempuan ini dan menimbulkan ketakutan di hati Elia sehingga ia
melarikan diri. (1 Raj.18:27; 19:1-3; Ams.16:18; 18:12; 29:23; Yak.4:6).
Standar tertinggi
untuk menilai karakter manusia, yaitu
“dari buahnyalah kamu mengenal mereka (Matius 7 : 20). Setiap buah roh yang terdapat dalam Galatia 5
: 22 – 23 adalah sebuah aspek dari sifat Allah.
Karena itu, sasaran Roh Kudus
adalah mengahasilkan setiap buah Roh ini di dalam hidup kita sehingga sifat
kita bisa persis seperti sifat Tuhan.
Panggilan kita adalah “menjadi serupa dengan gambaran-Nya (Roma 8 :
29). Jadi, bila kesembilan sifat surgawi ini berkembang
dengan limpahnya, kita akan menjadi
sangat sama dengan Tuhan. Selain
itu, kekuatan manusia juga dibuktikan
oleh adanya buah-buah ini dalam kehidupan kita :
Kasih – adalah kekuatan
untuk mendahulukan orang lain dan kekuatan untuk tidak mementingkan diri
sendiri, dan menanggung sesuatu.
Sukacita
–
Kesukaan dari Allah adalah kekuatan kita.
Sukacita membersihkan dan menyembuhkan roh kita dari segala luka
hati, dendam, dan depresi.
Damai
sejahatera
– adalah kekuatan untuk merasa tenang ketika berada di dalam badai
kehidupan. Ia tidak digoyahkan oleh
keragu-rafguan, ketakutan, dan serangan musuh.
Kesabaran
- adalah kekuatan untuk tidak menyerah
melainkan menanggung segala kesukaran dan keadaan.
Kemurahan - adalah kekuatan untuk tidak bersikap kasar
terhadap orang lain. Ini adalah suatu
perkembangan lebih lanjut dari hikmat.
Kebaikan
-
adalah kekuatan untuk melakukan apa yang benar secara moral. Ia mempertimbangkan apa yang selama-lamanya
merupakan hal yang terbaik bagi orang lain.
Iman -
adalah kekuatan untuk mengalahkan dunia,
setan, dan ujian-ujian ( 1 Yohanes 5 : 4).
Kelemahlembutan
- adalah kekuatan untuk tidak membalas
dendam, baik dalam ucapan ataupun
perbuatan (Yesaya 53 : 7; 1 Petrus 2 : 21 – 23).
Penguasaan
diri
– adalah kekuatan untuk tidak menuruti kehendak diri sendiri dan kekuatan untuk
mengontrol nafsu makan dan perasaan yang berlebihan

Tidak ada komentar:
Posting Komentar