Siang yang terik, kepulan debu tampak membuntuti motor
besar yang melintas Gerbang Kota Yerusalem, sebuah motor model Sportster Costum
melaju pelan menembus keramaian hari raya orang Yahudi. pengendaranya seorang
pria mengenakan helm half face, kaca mata hitam, sarung tangan, jaket kulit,
celana jeans dan sepatu boot. Sampai di dekat Pintu Gerbang Domba motor itu
berhenti karena ada keramaian, pengendara motor tampak sibuk mencari tempat
parkir, seorang lelaki datang mendekati dan memintanya parkir di depan kedai minum yang ada di seberang
jalan, sebab disitu sudah tidak ada tempat parkir. Deru mesin motor mengusik ketenangan kedai minum, pengunjung
kedai mulai kasak-kusuk membicarakan pengendara motor, apalagi setelah mendapat
tempat parkir pengendaranya hanya melepas
helm lalu pergi menuju keramian di dekat
Pintu Gerbang Domba, orang-orang di kedai minuman saling bertanya satu dan
lainya, seorang diantara mereka tiba-tiba ada yang nyeletuk :“ Dia orang Nasaret, namanya Yesus.”
Yesus sebenarnya mendengar kasak-kusuk di kedai
minuman itu, tetapi tak dihiraukannya, dia mendatangi juru parkir yang tadi
mengerahkannya parkir di kedai minuman.“Maaf permisi,
ini tempat apa kok ramai sekali.” Tanya Yesus dengan sopan.“Kolam Betesda bro.” Jawab juru parkir singkat dan cuek“Maksudnya kolam renang atau pemancingan.” Yesus berusaha
menarik perhatian.“Hus ngawur, mas bro pasti orang baru ya.” kali ini juru
parkir menatap Yesus dengan serius.
Melihat Yesus tampak penasaran, akhirnya juru parkir mulai
menjelaskan bahwa kolam Betesda adalah tempat kesembuhan ilahi sehingga banyak
orang mencari kesembuhan di situ. Sebab sewaktu-waktu malaikat Tuhan turun ke
kolam itu menggoncangkan airnya; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya
sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya. Juru parkir
terus bercerita namun semakin lama ceritanya cenderung dibesar-besarkan, Yesus
mendengarkannya sambil menerka dalam hati, juru parkir ini pasti orang rohani, sebab
orang rohani selalu membesar-besarkan cerita pekerjaan Tuhan sehingga menjadi
sulit dimengerti dan dipahami.
Setelah dirasa cukup mendapat penjelasan, Yesus segera
minta ijin untuk melihat ke dalam, juru
parkir langsung berhenti bercerita dan berkata :“Silahkan bro, Tuhan memberkati.” Tebakan Yesus tepat, dia orang rohani.Rasa penasaran mengiringi langkah Yesus memasuki area
kolam Betesda, sambil menerobos kerumunan orang dia bertanya dalam hati seperti
apa kira-kira keadaan kolam Betesda, dia meragukan cerita juru parkir yang
memanggilnya mas bro tadi .
Benar saja, begitu menginjakan kaki di salah satu serambi
dari lima serambi yang ada, hati Yesus langsung disergap kesedihan yang luar
biasa, kaca mata hitamnya dilepas supaya dia bisa melihat lebih jelas setiap
jengkal kejadian di kolam Betesda. Di serambi-serambi itu berbaring sejumlah
besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang
lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu.
Kondisinya Betesda sangat jauh berbeda dari yang
dibayangkannya, sebagai tempat untuk mendapat kesembuhan dari Tuhan keadaan
Betesda tak seharusnya menyerupai rumah sakit tak bertuan,Yesus bersandar lemas
di diding, kesedihan menjalari jiwanya, dia bertanya pada dirinya sendiri “ada apa dengan Betesda.”
Yesus mengambil smartphone dari kantong bagian dalam
jaketnya, dia menghampiri beberapa orang sakit mengajaknya bicara, menanyakan
beberapa hal, meminta pendapat mereka tentang cara mendapat kesembuhan di kolam
itu, dan menanyakan harapan mereka. Setiap informasi dicatat dan dirangkumnya lalu
dia menemukan bahwa pengobatan di Betesda sangat tidak efektif. Pasien yang
diwawancarai semua mengeluh harus menunggu ada malaikat turun ke kolam, sementara
diantara mereka tidak ada yang tahu kapan dan jam berapa malaikat kecebur kolam.
Kemudian setelah ada malaikat kecebur kolam, semua pasien harus berebut menjadi
yang terdahulu masuk kolam supaya memperolah kesembuhan. Hasilnya siapa yang
terdahulu masuk kolan maka dia yang sembuh, sisanya hanya mendapat basah air
kolam.
“Gila,kacau
sekali pengobatan disini” katanya dalam hati sambil membuka penuh resleting
jaketnya.
Udara panas bercampur bau keringat, bau borok, bau muntahan,
bau makanan basi, semua terakumulasi di serambi kolam menerpa wajah-wajah pilu
yang terbaring lemah. Yesus memandangi layar smartphone digenggamannya,
data-data yang baru diinputtnya sendiri membuat pikirannya tercekat, kesembuhan
di Betesda terjadi satu per satu sedangkan datang seperti air bah, tidak
seimbang. Sebuah pertanyaan menghampiri Yesus, apa jadinya jika salah satu
pasien yang terbaring di pinggir kolan ini adalah penderita malaria level empat,
dia pasti antri sambil menggigil di tengah pengapnya udara Betesda, setelah air
kolam berguncang pasien malaria harus berebut masuk kolam bersama pasien lain,
masalahnya dia harus yakin betul bahwa dia bisa menjadi yang tercepat saat masuk
kolam,
Jari Yesus digeser-geser di atas layar smart phone,
dia sedang mencari sebuah aplikasi penyimpan data dalam format PDF, untuk
menemukan aplikasi itu dia harus memulai dari layar depan memilih menu utama
lalu masuk grup aplikasi kemudian baru memilih icon apliksi yang
dimaksudkannya. Yesus merasa pencarian aplikasi itu langkahnya terlalu panjang,
maka dia membuat sebuah shortcut-nya, setelah selesai membuat shortcut itu
tiba-tiba dia mendapat pencerahan, CLIIIING.
Dari antara orang-orang yang terbaring sakit, Yesus
merasakan ada sorot mata berisi jeritan kepedih nan lemah, pancaran kesedihan
itu berasal dari tubuh yang lebih mirip tulang dilapisi kulit menyerupai karet
meleleh penuh kerutan dan kotor. Seorang lelaki yang terbaring di dekat pilar
terlihat sangat lemah tak berdaya namun keberadaannya seperti magnet yang
menarik Yesus, aplikasi di layar smart phone segera ditutup dan gadget itu
kembali dimasukan ke kantong jaket kulitnya, Yesus segera menghampiri lelaki bermagnet
yang menggerakan hatinya.
Tangan kiri Yesus dijejakan ke tilam kotor untuk
menahan tubuhnya yang membungkuk, dia berusaha mendekatkan telinganya ke wajah
lelaki bermagnet yang bicaranya sangat lemah, bau mulutnya mennyengat saat dia
menyebutkan dirinya adalah pasien abadi. Lelaki bermagnet itu sudah tiga puluh
delapan tahun terbaring di pinggir kolam Betesda, selembar harapan kesembuhan yang
dibawanya sudah lapuk terinjak-injak pasien lain saat dia mencoba melemparnya
ke kolam yang tak terjangkau itu.
Keluhan lelaki bermagnet terasa sangat menyesakan,
Yesus bergetar saat di dalam hantinya terdengar kata “Shortcut”, kata-kata itu seperti
ingin melompat dari hatinya tetapi selalu membentur pikirannya yang dipenuhi kepakeman
penyembuhan ala Betesda. Mata Yesus menatap dalam mata lelaki bermagnet, dari
jendela hati itu Yesus melihat ruangan jiwa yang berantakan diterjang badai
keputusasaan. Kata “shortcut” di dalam hati Yesus bergemuruh semakin kuat,
raung kesakitan lelaki bermagnet terdengar semakin lemah menyayat jiwa. Spontan
telapak tangan kanan Yesus menjamah kening lelaki bermagnet, dengan rasa jijik
Yesus mengibaskan kepakeman penyeembuhan ala Betesda dari pikirannya, lalu dalam
kelembutan Yesus berkata :"Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah."Lelaki bermagnet yang terbalut karet cair itu langsung
berdiri dan berubah wujud menjadi Iron Man, dia mengangkat tilamnya dan
berjalan begitu saja tanpa mengucapkan terima kasih kepada Yesus, Iron Man
terlalu bahagia jadi lupa.
Yesus masih jongkok di lantai berbekas tilam tiga
puluh delapan tahun, tangannya meraih smart phone yang bersarang di kantong
dalam jaketnya, apa yang baru dialami ditulisnya dalam sebuah kalimat :“Pemulihan segala sesuatu akan menjadi sulit selama
anak-anak Mu masih memakai cara yang sama atau menyerupai cara pemulihan di
Betesda,”
Telinga Yesus menangkap keributan di belakang
punggungnya, terdengar ada seseorang marah-marah menyebut hari sabat, Yesus berdiri
dan melangkah keluar dari serambi kolam itu, dia sempat bertemu Iron Man lagi berbicara
sebentar meminta Iron Man untuk benar-benar bertobat.
Keributan sudah menyebar keluar kolam, ada beberapa
kumpulan orang berbicara dengan muka marah mempermasalahkan Iron Man memikul
tilam di hari sabat, di kedai minuman suasana tampak tegang semua orang serius
dengan gadget masing-masing sambil membicarakan Iron Man. Yesus duduk sudah di
sadel motor sambil menghidup mesin motor, mengenakan helm dan kaca mata, namun dia
mengeluarkan lagi smart phone dari sarangnya, dari akunnya dia melihat keributan
Iron Man sudah membajiri sosial media. Wall Yesus dipenuhi amarah, hujatan dan
penghakiman dari teman-teman media sosialnya, mereka marah karena dia
menyembuhkan dan menyuruh Iron Man memikul tilamnya di hari sabat, Yesus dinilai
merusak apa yang selama ini sudah pakem di kolam Betesda dan menodai hari
sabat. Sebagai manusia Yesus ingin menjawab semua cemoohan mereka, dia menulis
komentar :
“Kalian semua telah merendahkan kuasa Tuhan dengan kepakeman,
peraturan, tata cara, dan pola keagamaan sehingga kuasa itu menjadi sangat
sulit dinyatakan. Manakah yang lebih penting dari kalian, menghormati kebiasaan
dan aturan buatan manusia atau menyelamatkan jiwa manusia”
Selesai menulis luapan hatinya dia menarik nafas
panjang, jarinya hampir menyetuh tombol “post” yang ada di layar sentuh namun
jarinya terasa berat, dia menghapus apa yang sudah diketiknya, dia tidak ingin menanggapi
kebebalan orang-orang yang marah padanya.
Yesus menarik tuas kopling, kaki kirinya menjejak tuas
prosneling, dengan lembut tangan kanannya memutar gas diikuti tangan kiri
melepas tuas kolping, motor berkapasitas seribu dua ratus cc melemparkan dirinya
keluar dari halaman kedai minum lalu berbelok ke kanan dan melesat di ruas
jalan yang sudah sepi menuju gerbang kota.
Motor besar itu tadi siang melintasi Gerbang Kota dibuntuti
debu kering, kini motor itu pergi dari Yerusalem diikuti amarah orang Yahudi,
pengendaranya dituduh merobek tata cara kesembuhan kolam Betesda dan menodai hari
sabat. Bersambung….Yogyakarta 10 Juli 2012 FW Manshande
Tidak ada komentar:
Posting Komentar