Who Is The Capernaum

Jembrana - Bali, Bali, Indonesia
Beloved Husband And Dad For Three Uniq Kids

Selasa, 10 September 2013

SHORT CUT - Part 1 - Yohanes 5:1-9

Putra sahabatku Finish Winarto Penulis Artikel ini

Siang yang terik, kepulan debu tampak membuntuti motor besar yang melintas Gerbang Kota Yerusalem, sebuah motor model Sportster Costum melaju pelan menembus keramaian hari raya orang Yahudi. pengendaranya seorang pria mengenakan helm half face, kaca mata hitam, sarung tangan, jaket kulit, celana jeans dan sepatu boot. Sampai di dekat Pintu Gerbang Domba motor itu berhenti karena ada keramaian, pengendara motor tampak sibuk mencari tempat parkir, seorang lelaki datang mendekati dan memintanya parkir  di depan kedai minum yang ada di seberang jalan, sebab disitu sudah tidak ada tempat parkir. Deru mesin motor  mengusik ketenangan kedai minum, pengunjung kedai mulai kasak-kusuk membicarakan pengendara motor, apalagi setelah mendapat tempat parkir pengendaranya  hanya melepas helm lalu pergi  menuju keramian di dekat Pintu Gerbang Domba, orang-orang di kedai minuman saling bertanya satu dan lainya, seorang diantara mereka tiba-tiba ada yang nyeletuk :“ Dia orang Nasaret, namanya Yesus.”
 
Yesus sebenarnya mendengar kasak-kusuk di kedai minuman itu, tetapi tak dihiraukannya, dia mendatangi juru parkir yang tadi mengerahkannya parkir di kedai minuman.“Maaf  permisi, ini tempat apa kok ramai sekali.” Tanya Yesus dengan sopan.“Kolam Betesda bro.”  Jawab juru parkir singkat dan cuek“Maksudnya kolam renang atau pemancingan.” Yesus berusaha menarik perhatian.“Hus ngawur, mas bro pasti orang baru ya.” kali ini juru parkir menatap Yesus dengan serius. 

Melihat Yesus tampak penasaran, akhirnya juru parkir mulai menjelaskan bahwa kolam Betesda adalah tempat kesembuhan ilahi sehingga banyak orang mencari kesembuhan di situ. Sebab sewaktu-waktu malaikat Tuhan turun ke kolam itu menggoncangkan airnya; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya. Juru parkir terus bercerita namun semakin lama ceritanya cenderung dibesar-besarkan, Yesus mendengarkannya sambil menerka dalam hati, juru parkir ini pasti orang rohani, sebab orang rohani selalu membesar-besarkan cerita pekerjaan Tuhan sehingga menjadi sulit dimengerti dan dipahami. 

Setelah dirasa cukup mendapat penjelasan, Yesus segera minta ijin untuk melihat ke dalam,  juru parkir langsung berhenti bercerita dan berkata :“Silahkan bro, Tuhan memberkati.” Tebakan Yesus tepat, dia orang rohani.Rasa penasaran mengiringi langkah Yesus memasuki area kolam Betesda, sambil menerobos kerumunan orang dia bertanya dalam hati seperti apa kira-kira keadaan kolam Betesda, dia meragukan cerita juru parkir yang memanggilnya mas bro tadi .

Benar saja, begitu menginjakan kaki di salah satu serambi dari lima serambi yang ada, hati Yesus langsung disergap kesedihan yang luar biasa, kaca mata hitamnya dilepas supaya dia bisa melihat lebih jelas setiap jengkal kejadian di kolam Betesda. Di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu.
Kondisinya Betesda sangat jauh berbeda dari yang dibayangkannya, sebagai tempat untuk mendapat kesembuhan dari Tuhan keadaan Betesda tak seharusnya menyerupai rumah sakit tak bertuan,Yesus bersandar lemas di diding, kesedihan menjalari jiwanya, dia bertanya pada dirinya sendiri “ada apa dengan Betesda.”

Yesus mengambil smartphone dari kantong bagian dalam jaketnya, dia menghampiri beberapa orang sakit mengajaknya bicara, menanyakan beberapa hal, meminta pendapat mereka tentang cara mendapat kesembuhan di kolam itu, dan menanyakan harapan mereka. Setiap informasi dicatat dan dirangkumnya lalu dia menemukan bahwa pengobatan di Betesda sangat tidak efektif. Pasien yang diwawancarai semua mengeluh harus menunggu ada malaikat turun ke kolam, sementara diantara mereka tidak ada yang tahu kapan dan jam berapa malaikat kecebur kolam. Kemudian setelah ada malaikat kecebur kolam, semua pasien harus berebut menjadi yang terdahulu masuk kolam supaya memperolah kesembuhan. Hasilnya siapa yang terdahulu masuk kolan maka dia yang sembuh, sisanya hanya mendapat basah air kolam. 

“Gila,kacau sekali pengobatan disini”  katanya dalam hati sambil membuka penuh resleting jaketnya.
Udara panas bercampur bau keringat, bau borok, bau muntahan, bau makanan basi, semua terakumulasi di serambi kolam menerpa wajah-wajah pilu yang terbaring lemah. Yesus memandangi layar smartphone digenggamannya, data-data yang baru diinputtnya sendiri membuat pikirannya tercekat, kesembuhan di Betesda terjadi satu per satu sedangkan datang seperti air bah, tidak seimbang. Sebuah pertanyaan menghampiri Yesus, apa jadinya jika salah satu pasien yang terbaring di pinggir kolan ini adalah penderita malaria level empat, dia pasti antri sambil menggigil di tengah pengapnya udara Betesda, setelah air kolam berguncang pasien malaria harus berebut masuk kolam bersama pasien lain, masalahnya dia harus yakin betul bahwa dia bisa menjadi yang tercepat saat masuk kolam,  

Jari Yesus digeser-geser di atas layar smart phone, dia sedang mencari sebuah aplikasi penyimpan data dalam format PDF, untuk menemukan aplikasi itu dia harus memulai dari layar depan memilih menu utama lalu masuk grup aplikasi kemudian baru memilih icon apliksi yang dimaksudkannya. Yesus merasa pencarian aplikasi itu langkahnya terlalu panjang, maka dia membuat sebuah shortcut-nya, setelah selesai membuat shortcut itu tiba-tiba dia mendapat pencerahan, CLIIIING.

Dari antara orang-orang yang terbaring sakit, Yesus merasakan ada sorot mata berisi jeritan kepedih nan lemah, pancaran kesedihan itu berasal dari tubuh yang lebih mirip tulang dilapisi kulit menyerupai karet meleleh penuh kerutan dan kotor. Seorang lelaki yang terbaring di dekat pilar terlihat sangat lemah tak berdaya namun keberadaannya seperti magnet yang menarik Yesus, aplikasi di layar smart phone segera ditutup dan gadget itu kembali dimasukan ke kantong jaket kulitnya, Yesus segera menghampiri lelaki bermagnet yang menggerakan hatinya. 

Tangan kiri Yesus dijejakan ke tilam kotor untuk menahan tubuhnya yang membungkuk, dia berusaha mendekatkan telinganya ke wajah lelaki bermagnet yang bicaranya sangat lemah, bau mulutnya mennyengat saat dia menyebutkan dirinya adalah pasien abadi. Lelaki bermagnet itu sudah tiga puluh delapan tahun terbaring di pinggir kolam Betesda, selembar harapan kesembuhan yang dibawanya sudah lapuk terinjak-injak pasien lain saat dia mencoba melemparnya ke kolam yang tak terjangkau itu.

Keluhan lelaki bermagnet terasa sangat menyesakan, Yesus bergetar saat di dalam hantinya terdengar kata “Shortcut”, kata-kata itu seperti ingin melompat dari hatinya tetapi selalu membentur pikirannya yang dipenuhi kepakeman penyembuhan ala Betesda. Mata Yesus menatap dalam mata lelaki bermagnet, dari jendela hati itu Yesus melihat ruangan jiwa yang berantakan diterjang badai keputusasaan. Kata “shortcut” di dalam hati Yesus bergemuruh semakin kuat, raung kesakitan lelaki bermagnet terdengar semakin lemah menyayat jiwa. Spontan telapak tangan kanan Yesus menjamah kening lelaki bermagnet, dengan rasa jijik Yesus mengibaskan kepakeman penyeembuhan ala Betesda dari pikirannya, lalu dalam kelembutan Yesus berkata :"Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah."Lelaki bermagnet yang terbalut karet cair itu langsung berdiri dan berubah wujud menjadi Iron Man, dia mengangkat tilamnya dan berjalan begitu saja tanpa mengucapkan terima kasih kepada Yesus, Iron Man terlalu bahagia jadi lupa.

Yesus masih jongkok di lantai berbekas tilam tiga puluh delapan tahun, tangannya meraih smart phone yang bersarang di kantong dalam jaketnya, apa yang baru dialami ditulisnya dalam sebuah kalimat :“Pemulihan segala sesuatu akan menjadi sulit selama anak-anak Mu masih memakai cara yang sama atau menyerupai cara pemulihan di Betesda,”

Telinga Yesus menangkap keributan di belakang punggungnya, terdengar ada seseorang marah-marah menyebut hari sabat, Yesus berdiri dan melangkah keluar dari serambi kolam itu, dia sempat bertemu Iron Man lagi berbicara sebentar meminta Iron Man untuk benar-benar bertobat.  

Keributan sudah menyebar keluar kolam, ada beberapa kumpulan orang berbicara dengan muka marah mempermasalahkan Iron Man memikul tilam di hari sabat, di kedai minuman suasana tampak tegang semua orang serius dengan gadget masing-masing sambil membicarakan Iron Man. Yesus duduk sudah di sadel motor sambil menghidup mesin motor, mengenakan helm dan kaca mata, namun dia mengeluarkan lagi smart phone dari sarangnya, dari akunnya dia melihat keributan Iron Man sudah membajiri sosial media. Wall Yesus dipenuhi amarah, hujatan dan penghakiman dari teman-teman media sosialnya, mereka marah karena dia menyembuhkan dan menyuruh Iron Man memikul tilamnya di hari sabat, Yesus dinilai merusak apa yang selama ini sudah pakem di kolam Betesda dan menodai hari sabat. Sebagai manusia Yesus ingin menjawab semua cemoohan mereka, dia menulis komentar : 

“Kalian semua telah merendahkan kuasa Tuhan dengan kepakeman, peraturan, tata cara, dan pola keagamaan sehingga kuasa itu menjadi sangat sulit dinyatakan. Manakah yang lebih penting dari kalian, menghormati kebiasaan dan aturan buatan manusia atau menyelamatkan jiwa manusia”

Selesai menulis luapan hatinya dia menarik nafas panjang, jarinya hampir menyetuh tombol “post” yang ada di layar sentuh namun jarinya terasa berat, dia menghapus apa yang sudah diketiknya, dia tidak ingin menanggapi kebebalan orang-orang yang marah padanya.

Yesus menarik tuas kopling, kaki kirinya menjejak tuas prosneling, dengan lembut tangan kanannya memutar gas diikuti tangan kiri melepas tuas kolping, motor berkapasitas seribu dua ratus cc melemparkan dirinya keluar dari halaman kedai minum lalu berbelok ke kanan dan melesat di ruas jalan yang sudah sepi menuju gerbang kota. 

Motor besar itu tadi siang melintasi Gerbang Kota dibuntuti debu kering, kini motor itu pergi dari Yerusalem diikuti amarah orang Yahudi, pengendaranya dituduh merobek tata cara kesembuhan kolam Betesda dan menodai hari sabat. Bersambung….Yogyakarta 10 Juli 2012 FW Manshande

Tidak ada komentar:

Posting Komentar