Kekristenan moderen tidak sedikit
yang kadarnya sudah diencerkan bahkan dilencengkan. Kekristenan dewasa
ini tidak sedikit yang diajarkan sebagai cara instan untuk masuk sorga
dan agar terhindar dari kesulitan-kesulitan dunia. Bahkan tidak sedikit
yang mempromosikannya sebagai sarana untuk mencapai kesuksesan duniawi,
baik itu di dalam studi, karier, bisnis, keluarga dan rumah tangga.
Singkatnya, jika Anda jadi orang Kristen maka Anda diyakinkan untuk
hidup sukses di dunia dan di akherat nanti. Pokoknya, terima saja Tuhan
Yesus sebagai juru selamat, rajin ke gereja maka Anda pasti dijamin
masuk sorga dan yakin hidup sukses selama di dunia.
Ironisnya,
teologia kemakmuran ini seperti tidak menghiraukan – bahkan cenderung
menginjak-injak – ajaran-ajaran pokok Tuhan Yesus yang justru menjauhkan
para pengikutnya dari gemerlap harta dunia. Coba kita lihat dahulu
Matius 19:21 yang berbunyi: Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak
sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada
orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian
datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Orang muda yang kaya itu mendengar
perkataan itu lalu pergilah ia dengan sedih. Kemudian Yesus menambahkan
bahwa sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam
Kerajaan Sorga.
Ayat ini mengajarkan bahwa jika kita ingin
menjadi murid Tuhan Yesus, maka kita harus berani menanggalkan semua hak
kita. Ini adalah sesuatu yang mudah diucapkan tapi sulit untuk
dilakukan. Ayat ini juga tidak untuk ditafsirkan secara harafiah bahwa
jika kita ingin menjadi orang Kristen kita harus terlebih dahulu
benar-benar menjual seluruh harta kita lalu memberikannya kepada
orang-orang miskin. Ayat ini mengajarkan bahwa jika kita ingin menjadi
orang Kristen yang sempurna maka kita harus berani melepaskan
kemelekatan kita atas semua harta yang kita miliki dan semua atribut
kesuksesan serta kehormatan yang sudah kita miliki. Sesuatu yang
hampir-hampir mustahil dilakukan, dan seyogyanya Kekristenan memang
seharusnya bukan dipandang sebagai jalan mudah, melainkan sebuah jalan
sulit yang hampir-hampir mustahil. Maka tidak heran jika pada waktu itu
murid-murid Tuhan Yesus sangat gempar dan mereka berkata: “Jika
demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” (Matius 19:25).
Matius 19:21 itu juga menegaskan bahwa dengan cara demikian maka kita
akan mendapatkan harta di sorga (kehidupan yang kekal), bukan harta di
bumi. Ayat ini juga jangan salah diartikan sebagai ayat yang anti
terhadap kekayaan atau orang kaya. Tidak ada yang salah jika ada orang
Kristen yang kaya raya oleh karena memang ia bekerja keras atau
berbisnis secara cerdas dan jujur. Orang-orang yang bukan beragama
Kristen atau bahkan yang tidak beragama pun bisa kaya raya jika mereka
bekerja keras. Yang salah adalah jika kekayaan itu dijadikan tujuan
hidup utamanya di dunia ini. Inilah kemelekatan terhadap kekayaan yang
dibenci oleh Tuhan Yesus. Kekayaan seyogyanya bukan untuk dijadikan
sebagai tujuan hidup, karena Tuhan Yesus itulah justru tujuan hidup
orang percaya. Kekayaan adalah semata-mata sebagai akibat dari sebuah
proses yang bisa dicapai siapa saja.
Dengan demikian, menjanjikan
kekayaan bagi orang yang mengikut Tuhan Yesus adalah kebohongan besar,
karena fakta justru menunjukkan bahwa orang terkaya di dunia justru
bukan orang Kristen. Apalagi jika kekayaan dijanjikan datang berlipat
kali ganda sesuai dengan persembahan yang kita berikan ke gereja.
Sebagai orang percaya Anda memang harus memberi bagi pekerjaan Tuhan,
tetapi jika Anda malas, tidak mau bekerja keras dan cerdas serta tidak
dipercaya orang maka seberapa besarnya pun persembahan Anda tidak akan
membuat Anda jadi kaya raya.
Apakah Anda sekarang ini masih suka
jadi Kristen Matre yang percaya bahwa Anda sebagai orang Kristen akan
dijadikan kaya raya dan sukses di dunia padahal kehidupan rohani Anda
masih morat-marit? Jujur, saya pernah terjebak jadi Kristen Matre. Tuhan
saya peralat agar saya tambah sukses dan kaya. Tapi, sekarang saya
menyadari bahwa bukanlah Tuhan yang harus saya peralat di dalam
kehidupan saya, tapi justru saya yang harus diperalat dan bersedia
menjadi alatNya yang dahsyat serta berguna bagi kemuliaanNya.
God Bless You All….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar