Who Is The Capernaum

Jembrana - Bali, Bali, Indonesia
Beloved Husband And Dad For Three Uniq Kids

Senin, 24 Juli 2017

KRISTEN MATRE


Kekristenan moderen tidak sedikit yang kadarnya sudah diencerkan bahkan dilencengkan. Kekristenan dewasa ini tidak sedikit yang diajarkan sebagai cara instan untuk masuk sorga dan agar terhindar dari kesulitan-kesulitan dunia. Bahkan tidak sedikit yang mempromosikannya sebagai sarana untuk mencapai kesuksesan duniawi, baik itu di dalam studi, karier, bisnis, keluarga dan rumah tangga. Singkatnya, jika Anda jadi orang Kristen maka Anda diyakinkan untuk hidup sukses di dunia dan di akherat nanti. Pokoknya, terima saja Tuhan Yesus sebagai juru selamat, rajin ke gereja maka Anda pasti dijamin masuk sorga dan yakin hidup sukses selama di dunia.

Ironisnya, teologia kemakmuran ini seperti tidak menghiraukan – bahkan cenderung menginjak-injak – ajaran-ajaran pokok Tuhan Yesus yang justru menjauhkan para pengikutnya dari gemerlap harta dunia. Coba kita lihat dahulu Matius 19:21 yang berbunyi: Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Orang muda yang kaya itu mendengar perkataan itu lalu pergilah ia dengan sedih. Kemudian Yesus menambahkan bahwa sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Ayat ini mengajarkan bahwa jika kita ingin menjadi murid Tuhan Yesus, maka kita harus berani menanggalkan semua hak kita. Ini adalah sesuatu yang mudah diucapkan tapi sulit untuk dilakukan. Ayat ini juga tidak untuk ditafsirkan secara harafiah bahwa jika kita ingin menjadi orang Kristen kita harus terlebih dahulu benar-benar menjual seluruh harta kita lalu memberikannya kepada orang-orang miskin. Ayat ini mengajarkan bahwa jika kita ingin menjadi orang Kristen yang sempurna maka kita harus berani melepaskan kemelekatan kita atas semua harta yang kita miliki dan semua atribut kesuksesan serta kehormatan yang sudah kita miliki. Sesuatu yang hampir-hampir mustahil dilakukan, dan seyogyanya Kekristenan memang seharusnya bukan dipandang sebagai jalan mudah, melainkan sebuah jalan sulit yang hampir-hampir mustahil. Maka tidak heran jika pada waktu itu murid-murid Tuhan Yesus sangat gempar dan mereka berkata: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” (Matius 19:25).
Matius 19:21 itu juga menegaskan bahwa dengan cara demikian maka kita akan mendapatkan harta di sorga (kehidupan yang kekal), bukan harta di bumi. Ayat ini juga jangan salah diartikan sebagai ayat yang anti terhadap kekayaan atau orang kaya. Tidak ada yang salah jika ada orang Kristen yang kaya raya oleh karena memang ia bekerja keras atau berbisnis secara cerdas dan jujur. Orang-orang yang bukan beragama Kristen atau bahkan yang tidak beragama pun bisa kaya raya jika mereka bekerja keras. Yang salah adalah jika kekayaan itu dijadikan tujuan hidup utamanya di dunia ini. Inilah kemelekatan terhadap kekayaan yang dibenci oleh Tuhan Yesus. Kekayaan seyogyanya bukan untuk dijadikan sebagai tujuan hidup, karena Tuhan Yesus itulah justru tujuan hidup orang percaya. Kekayaan adalah semata-mata sebagai akibat dari sebuah proses yang bisa dicapai siapa saja.
Dengan demikian, menjanjikan kekayaan bagi orang yang mengikut Tuhan Yesus adalah kebohongan besar, karena fakta justru menunjukkan bahwa orang terkaya di dunia justru bukan orang Kristen. Apalagi jika kekayaan dijanjikan datang berlipat kali ganda sesuai dengan persembahan yang kita berikan ke gereja. Sebagai orang percaya Anda memang harus memberi bagi pekerjaan Tuhan, tetapi jika Anda malas, tidak mau bekerja keras dan cerdas serta tidak dipercaya orang maka seberapa besarnya pun persembahan Anda tidak akan membuat Anda jadi kaya raya.
Apakah Anda sekarang ini masih suka jadi Kristen Matre yang percaya bahwa Anda sebagai orang Kristen akan dijadikan kaya raya dan sukses di dunia padahal kehidupan rohani Anda masih morat-marit? Jujur, saya pernah terjebak jadi Kristen Matre. Tuhan saya peralat agar saya tambah sukses dan kaya. Tapi, sekarang saya menyadari bahwa bukanlah Tuhan yang harus saya peralat di dalam kehidupan saya, tapi justru saya yang harus diperalat dan bersedia menjadi alatNya yang dahsyat serta berguna bagi kemuliaanNya.
God Bless You All….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar