Setiap kegiatan
pekabaran Injil dan aktivitas gereja pastinya membutuhkan dana. Tidak
ada yang salah di dalam penggalangan dana untuk kegiatan pekabaran Injil
dan aktivitas gereja itu. Tetapi penggalangan dana itu harus dilakukan
dengan prinsip-prinsip yang Alkitabiah
Sayangnya metoda
penggalangan dana yang dilakukan oleh sebagian gereja justru salah.
Metoda itu menyalahgunakan hukum persepuluhan yang ada di Alkitab.
Metoda itu jelas mengelabuhi dan membodohi jemaat demi mengumpulkan
dana. Jemaat diajarkan bahwa mereka harus membayar persepuluhan seperti
yang ada Alkitab.
Metoda pengumpulan dana itu jelas bertolak
belakang dengan pengajaran Alkitab yang sebenarnya. Jika seorang gembala
sidang ingin menggunakan dan mempraktekkan persepuluhan yang ada di
Alkitab, maka ia harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang ada di Alkitab
secara tepat. Masalahnya ialah, sekarang ini mustahil mempraktekkan
persepuluhan seperti halnya yang diatur oleh Alkitab.
Persepuluhan yang sekarang ini dipraktekkan oleh sebagian gereja sangat
lah menyimpang dan sudah tidak Alkitabiah lagi (meski sebenarnya
ayat-ayat tentang persepuluhan itu sendiri ada di Alkitab). Tidak ada
satu pun persepuluhan yang dipraktekkan di gereja-gereja moderen ini
sesuai dengan yang diajarkan di Alkitab. Semuanya sudah sangat
menyimpang. Gereja-gereja itu membuat aturan sendiri bagaimana
menggunakan dana persepuluhan yang terkumpul, dan mereka merekayasa
aturan-aturan baru tentang persepuluhan itu. Mereka tidak menggunakan
Alkitab lagi sebagai panduan. Ini jelas-jelas pelanggaran. Pembodohan
jemaat. Dosa!
Gembala-gembala sidang yang mengajarkan bahwa
Tuhan memerintahkan orang-orang Kristen untuk membayar persepuluhan ke
mereka atau ke gerejanya dengan mengutip beberapa ayat Alkitab tentang
persepuluhan untuk memperkuat doktrin mereka jelas-jelas membuat
pengajaran Alkitab yang keluar konteksnya dan membuat Tuhan justru
seakan-akan mengajarkan sesuatu yang tidak pernah diajarkanNya
sebelumnya.
Taktik ini digunakan dengan memperlihatkan arogansi
meski sebenarnya mereka tahu bahwa itu adalah pengajaran yang salah.
Mereka mengajarkan bahwa jemaat harus membayar persepuluhan atau harus
menanggung konsekwensi dari Tuhan akibat membangkang terhadap perintah
Tuhan.
Pengajaran yang demikian jelas merupakan penyalahgunaan
ayat-ayat Alkitab yang sebenarnya. Pengajaran yang demikian jelas salah
total, bukannya abu-abu lagi. Ada sejumlah aturan dan hukum yang
mengatur dan meregulasi persepuluhan, dan ini harus diperhatikan dan
diikuti dengan tepat jika seseorang ingin patuh terhadap pewahyuan
Alkitab. Faktanya ialah, tidak ada satu pun gembala sidang di dunia ini
yang mematuhi pewahyuan Alkitab ketika mereka menarik persepuluhan dari
jemaatnya.
Yang menyedihkan ialah fakta bahwa mereka justru tahu
bahwa mereka mengajarkan persepuluhan yang sama sekali melenceng dari
yang Alkitab ajarkan sebenarnya ketika mereka menggunakan itu untuk
menggalang dana untuk aktivitas keKristenan. Bahkan tidak sedikit yang
justru jatuh dalam dosa mempergunakan dana persepuluhan yang terkumpul
untuk memperkaya diri mereka sendiri. Berikut adalah ilustrasi untuk
lebih menegaskan kemelencengan tersebut.
Misal di sebuah gereja
baru yang dipimpin oleh gembala sidang A, di dalamnya ada pendeta B, C, D
dan E. Sebut saja pendeta B setelah membaca kitab Hosea tergugah dengan
kisah Hosea itu dan menghadap gembala sidang A dan memohon restu untuk
menikahi seorang pelacur. Lalu pendeta C setelah membaca kitab Yunus
terinspirasi untuk juga ke Niniwe untuk mengabarkan Injil dan memohon
kepada gembala sidang A untuk memberkati rencana perjalanannya. Pendeta D
setelah mendalami tentang persembahan korban bakaran di kitab Kejadian,
Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan menghadap gembala sidang A
dengan ide untuk menghidupkan kembali persembahan korban bakaran di
gereja mulai bulan depan. Kemudian pendeta E yang terinspirasi dengan
perintah Allah kepada orang Israel untuk menghancurkan patung-patung
agama musuh di kitab Ulangan memohon izin kepada gembala sidang A untuk
menghancurkan patung-patung yang ada di seluruh vihara di Indonesia
mulai besok.
Kira-kira apa tanggapan dari gembala sidang A itu?
Yang bisa saya prediksikan kira-kira begini. Kepada pendeta B, gembala
sidang A akan berkata: “Ehh, tolol banget lu yah.. Itu hanya berlaku
untuk Hosea. Sana pergi cari wanita yang baik-baik.” Kepada pendeta C,
gembala sidang A akan berkata: “Amsiong deh gue.. Ehh tolol, Niniwe itu
sudah engga ada lagi. Dan Tuhan cuma kasih instruksi ke Niniwe itu
kepada Yunus saja.” Kepada pendeta D, gembala sidang A berkata: “Ehh
dasar otak udang lu.. Nanti gereja kita bau kambing dong. Itu
persembahan kuno yang hanya untuk orang Israel pada waktu itu saja
sesuai hukum Taurat. Kita orang moderen tahu, tidak tunduk terhadap
hukum Taurat. Kan Yesus sudah bilang bahwa hukum Taurat hanya berlaku
sampai pada zaman Yohanes.” Kepada pendeta E, gembala sidang A berkata:
“Ahh, elu sama dodolnya sama si D. Itu hukum Taurat yang sudah tidak
berlaku lagi tau.. Lagian apa elu mau gua berurusan sama Kapolri?”
Ya.. Sikap gembala sidang A itu benar sekali. Para pendeta itu tidak
mengerti bahwa firman Tuhan itu harus dilihat konteksnya, tidak bisa
langsung dieksekusi, atau bahkan tidak bisa dieksekusi lagi. Tapi,
sayangnya, gembala sidang A itu justru mengumpulkan para pendetanya itu
dan menginstruksikan mereka untuk selalu mengkhotbahkan ayat-ayat
tentang persepuluhan guna penggalangan dana. Dan khotbah-khotbah itu
harus dengan disertai dengan motivasi berkat jika memberikan, serta
ancaman kutuk atau bahkan masuk neraka jika tidak memberikan.
Yang terjadi sebenarnya adalah gembala sidang A, sama seperti
pendeta-pendetanya, mencoba mengeksekusi ayat-ayat persepuluhan yang
sudah tidak bisa dieksekusi lagi. Ia memerintahkan jemaat memberikan
persepuluhan kepada dirinya atau gerejanya, padahal ayat-ayat
persepuluhan itu hanya memberikan hak EKSKLUSIF kepada orang-orang Lewi
saja untuk memungut persepuluhan. Para gembala sidang yang mempraktekkan
persepuluhan lalu membuat doktrin bahwa mereka sekarang ini sedang
melakukan tugas-tugas orang Lewi dan dengan seenaknya mengklaim dirinya
sebagai orang-orang Lewi moderen. Praktek-praktek suku Lewi sekarang
tetap berlangsung di gereja Kristen moderen, demikian kilah mereka.
Kalau begini, apa bedanya gembala sidang A itu dengan pendeta B, C, D
dan E yang disebut-sebutnya “tolol”, “otak udang” dan “dodol” itu?
Pendeta-pendetanya itu dikata-katai demikian karena mereka mencoba
mengeksekusi ayat-ayat yang sudah tidak kontekstual lagi dan memang
tidak benar jika dicoba untuk dieksekusi di zaman ini. Tetapi mengapa
gembala sidang A itu begitu ngotot mempertahankan prinsip-prinsipnya
yang sama “tolol”, “otak udang” dan “dodol”nya dengan pendeta-pendetanya
itu? Dan gembala sidang A itu selalu siap dengan kata-kata saktinya:
“Janganlah engkau menghakimi orang yang diurapi Tuhan!”, “Belajarlah
taat menjalankan firman Tuhan yang abadi!”, “Ah, yang engga setuju
itukan hanya orang-orang yang pelit bin kikir, tidak mengasihi Tuhan
tapi maunya mencuri uang Tuhan terus, sakit hati dan kepahitan saja.
Terkutuk lah mereka!” Dan sebagainya.
Gembala sidang A ini
kelihatannya takut jika persepuluhan tidak diaktifkan maka dana untuk
kegiatan keKristenan mereka kurang atau minus. Praktek-praktek penarikan
persepuluhan oleh gereja-gereja Kristen moderen yang melenceng dari
ayat-ayat Alkitab yang mengaturnya (hanya untuk dilakukan oleh orang
Israel yang di bawah hukum Taurat, hanya dilakukan oleh mereka yang
memiliki ladang dan/atau ternak, hanya dalam bentuk makanan yang
dihasilkan di tanah Israel dan dimakan sendiri oleh pemberinya di tahun
pertama dan kedua, hanya boleh ditarik oleh orang Lewi pada tahun ketiga
dan dibagikan juga ke para janda-anak yatim-orang asing, dan
seterusnya) harus diSTOP. Mereka harus menghentikan metoda yang salah
dan ilegal ini dalam pengumpulan dana dan kembali ke jalan yang benar
sesuai Alkitab untuk umat Perjanjian Baru.
Sebenarnya jika para
gembala sidang moderen ini bijak, maka mereka bisa mendidik para
jemaatnya untuk mengasihi Tuhannya dengan pemberian persembahan yang
suka rela dan suka cita (2 Korintus 9:7), yang jika dilakukan dengan
benar dan diiringi tingkat pertumbuhan kerohanian jemaat yang semakin
membaik, maka jumlahnya bisa saja lebih besar dari persepuluhan.
Oleh karena itu, yang sekarang harus dilakukan oleh para pemimpin
gereja adalah merubah sikap mereka dan STOP mengelabuhi dan membodohi
jemaat mereka sendiri dalam hal penarikan persepuluhan ini. Ini adalah
masalah mental di dalam menerapkan yang salah dari hukum-hukum di
Alkitab. Tindakan mengelabuhi jemaat dengan memelintir ayat-ayat Alkitab
yang keluar dari konteks aslinya hanya demi mendukung doktrin
denominasi justru menunjukkan sebuah sikap yang tidak menghargai dan
tidak mencerminkan kepedulian terhadap apa yang sudahTuhan tuliskan di
dalam ayat-ayatNya yang suci itu. Menantang kemuliaan Tuhan itu sendiri!
Para pemimpin gereja moderen harus lah meninggalkan metoda
salah yang menyalahgunakan dan memelintir ayat-ayat persepuluhan dan
kembali ke pengajaran yang benar, hati-hati, dan akurat sesuai kehendak
Tuhan. Jika metoda yang salah ini terus dijalankan apa bedanya para
pemimpin gereja ini dengan pencuri persembahan persepuluhan yang
sebenarnya milik orang Lewi asli seperti yang dimandatkan Tuhan secara
EKSKLUSIF di Alkitab?
Begitu juga para jemaat yang memberikan
persembahan persepuluhannya kepada gembala sidangnya atau gerejanya
ketimbang kepada orang Lewi asli yang berhak! Mereka memberikan
persepuluhan kepada pihak yang salah dan ini juga tindakan melecehkan
dan tidak menghormati ayat-ayat Alkitab yang sudah mengatur persepuluhan
yang sesungguhnya. Bukankah Anda sebagai orang percaya harus rajin
membaca Alkitab dan bisa melihat sendiri kebenaran itu dengan mata dan
kepala Anda sendiri langsung dari Alkitab? Minta lah bimbingan Roh Kudus
setiap kali Anda membaca Alkitab, terutama dalam membaca ayat-ayat yang
mengatur persembahan persepuluhan yang sessungguhnya dari Tuhan, dan
bukan bikinan doktrin manusia.
Apakah Anda masih mau melecehkan
dan tidak menghormati ayat-ayat Alkitab yang ditulis oleh Tuhan? Saya
sih tidak, karena itu menghina kemuliaan Tuhan yang katanya kita sembah
itu!
Sola Scriptura, Sola Gratia, Sola Fide! For God, For Country and For Better World! Tuhan Yesus memberkati!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar