TUHAN MENGASIHI ORANG YANG MEMBERI DENGAN SUKACITA
Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita-dalam bahasa Yunani Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah Kisah Para Rasul 9;36
Banyak orang mau memberikan sumbangan/persembahan, apabila sudah memiliki harta yang cukup alias cukup punya uang, kewajiban memberi seakan-akan hanya berlaku bagi mereka yang berkelimpahan Tak dapat disangkal, masalah memberi ini pada akhirnya memang adalah masalah sikap, bahkan menyangkut tipe kepribadian seseorang.
Minimal ada 4 tipe orang yang sering kita temui dalam hal memberi. Mari kita lihat 2 tipe pertama yang kebetulan orang kaya: (1) Orang yang bangga, bahagia dan lega kalau bisa memberi banyak. (2) Orang yang bangga, bahagia dan merasa berhasil kalau bisa memberi sedikit mungkin
Tipe orang ke 3 dan 4 yang kebetulan orang miskin/tidak mampu ialah: (3) Orang ini memberikan seluruh uangnya setiap bulan dengan harapan Tuhan memberkati 100x lipat agar dia cepat keluar dari kemiskinan (4) Orang ini tidak bisa memberikan banyak karena sedang terlilit hutang, lalu dia bersedih karena persembahannya sedikit.
Dalam buku "Menyembah dalam Roh dan kebenaran" dikatakan, ada yang memahami memberi itu dianggap sebagai "ongkos atau biaya", maka ia memang harus ditekan sekecil kecilnya Tetapi ada juga yang memahami sebagai "investasi", maka kalau kita menginvestasikan besar, kita akan mendapatkan hasil yang besar pula.
Kemudian, karena sering mendengarkan khotbah yang salah tentang memberi, yang mana berkat seseorang selalu dikaitkan dengan seberapa besar dia memberi, maka bangunan iman dan pola pikir banyak jemaat jadi rusak.
Khotbah-khotbah yang sering mendengungkan hukum tabur tuai, orang Kristen harus berhasil/kaya, orang Kristen harus jadi kepala bukan ekor, orang Kristen harus memberi persepuluhan, orang Kristen harus memberi yang terbaik, jangan hitung2an sama Tuhan, kembalikanlah milik Tuhan dan orang Kristen akan diberkati 30x 60x atau 100x lipat ditenggarai merusak bangunan iman dan pola pikir banyak jemaat.
Mereka pikir kalau mereka tidak kaya raya dalam beberapa tahun ke depan, maka ada yang salah dengan persembahannya. Tak jarang mereka tidak pakai akal sehat lagi. Persembahannya dipakai sebagai taruhan untuk memenangkan berkat Tuhan 100x ganda. Mereka rela memberikan seluruh uangnya untuk memenangkan taruhan persembahan, sedangkan untuk kebutuhan sehari2nya mereka ngutang sana-sini.
Tak jarang juga banyak jemaat yang imannya jadi kerdil karena minder seperti tipe orang ke 4. Mereka bersedih karena berpikir gagal memberikan yang terbaik buat Tuhan.
Memberi kepada Tuhan, bukanlah seperti contoh contoh di atas dan jangan pernah berpikir bahwa Tuhan adalah mitra bisnis kita, seakan-akan kita melakukan transaksi bisnis, atas dasar saling menguntungkan, padahal Tuhan itu maha kaya, Dia tidak perlu apa pun dari siapa pun
Memberi kepada Tuhan, tidak berarti bahwa Tuhan kekurangan, melainkan sebagai ungkapan syukur kita kepada Tuhan yang telah terlebih dahulu memberikan segala sesuatu kepada kita, terutama memberi hidup kepada kita
Firman Tuhan meminta kita untuk memberi menurut kerelaan hati, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Tuhan mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Memberi janganlah dikaitkan dengan berkat yang akan kita terima sebagai balasannya. Jadikan kebiasaan kita memberi karena kita mau meresponi kasih Allah yang sudah diberikan kepada kita terlebih dahulu. Jangan teriming-iming dan jangan biarkan bangunan iman serta pola pikir Anda dirusak oleh khotbah2 tentang persembahan yang transaksional. Sola Scriptura, Sola Gratia, Sola FideFor God, For Country and For Better World! Tuhan Yesus memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar