Ada perbedaan pendapat yang sangat mendalam di kalangan orang percaya
tentang apakah Taurat sudah dibatalkan atau kah masih berlaku. Mereka
yang berpendapat bahwa Taurat itu masih berlaku biasanya menggunakan
ayat ini untuk mendukung pendapatnya:
“Janganlah kamu menyangka,
bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi.
Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan
bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari
hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.” (Matius 5:17-18)
Sedangkan mereka yang berpendapat bahwa Taurat itu sudah dibatalkan biasanya menggunakan ayat ini sebagai pendukungnya:
Sebab dengan mati-Nya sebagai manusia ia telah membatalkan hukum Taurat
dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya
menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan
damai sejahtera. (Efesus 2:15)
Mereka yang menyatakan Taurat
masih berlaku (belum ditiadakan/dibatalkan) mengatakan bahwa Matius
5:17-19 lebih benar, karena itu adalah perkataan langsung dari Yesus,
sedangkan Efesus 2:15 adalah perkataan Paulus. Mereka lupa kalau Yesus
sendiri pernah juga berkata:
Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes (Lukas 16:16a)
Alkitab itu, tidak peduli ucapan siapa, semuanya adalah firman Tuhan.
Dan tidak ada ayat yang saling bertentangan, atau lebih benar dan lebih
tidak benar. Keseluruhan Alkitab adalah benar adanya.
Nah, jika
ada ayat-ayat yang seakan-akan saling bertentangan, maka kita harus
mencari tahu di Alkitab kenapa hal itu demikian. Kita perlu cari-cari
ayat-ayat yang berhubungan dengan topik itu untuk kemudian melihat
hubungan satu dan lainnya, mengambil intisarinya yang biasanya merangkul
semua ayat-ayat tentang topik itu. Tidak ada yang dikurangi/dirugikan
dan tidak ada yang ditambahi/diuntungkan.
Nah berikut adalah ayat-ayat yang berhubungan dengan topik itu yang bisa kita pelajari:
Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada
di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia (Roma 6:14)
Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat
oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik
Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah
bagi Allah. (Roma 7:4)
Tetapi sekarang kita telah dibebaskan
dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita,
sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan
dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat (Roma 7:6)
Kamu
tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan
hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab
itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan
oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum
Taurat. Sebab: “tidak ada seorang pun yang dibenarkan” oleh karena
melakukan hukum Taurat (Galatia 2:16
Aku tidak menolak kasih
karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka
sia-sialah kematian Kristus. (Galatia 2:21
Kristus telah
menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena
kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu
salib!” (Galatia 3:13)
Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi
kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. Sekarang
iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah
pengawasan penuntun. (Galatia 3:24-25
Tetapi setelah genap
waktumya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang
perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus
mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi
anak. (Galatia 4:4-5)Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia (Galatia 5:4)Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. (Galatia 5:18)
Dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum
mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya
pada kayu salib (Kolose 2:14)
Sebab barangsiapa menuruti seluruh
hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah
terhadap seluruhnya (Yakobus 2:10)
Saya mendapatkan pengajaran
yang sangat mudah untuk merangkum kesemua ayat tersebut. Benar bahwa
kedatangan Yesus bukan lah untuk meniadakan hukum Taurat, melainkan
untuk menggenapinya. Tidak satu titik pun ditiadakan dari hukum Taurat
sebelum semuanya terjadi.
Sekarang semuanya sudah terjadi. Apa
itu? Kematian Yesus di kayu salib sudah terjadi dan menggenapi hukum
Taurat itu dengan menanggung semua kutuk hukum Taurat itu di kayu salib
dan membebaskan kita dari semua kutuk hukum Taurat. Dan kematiannya
sudah membatalkan hukum Taurat itu. SUDAH SELESAI! Tidak ada ayat yang
saling bertentangan kan?
Tapi, bagaimana dengan 10 Perintah
Allah (Ten Commandments) yang disebutkan di Keluaran 20 dan Ulangan 5?
Enak dong sekarang kita sudah bisa mencuri, membunuh, berzinah, berdusta
dan lain-lain yang dilarang oleh 10 Perintah Allah. Ten Commandments
atau Dekalog (δέκα λόγοι) yang merupakan sumber hukum Taurat itu
diajarkan kembali oleh Yesus. Ini bisa Anda lihat antara lain pada
khotbah Yesus di bukit dan pengajaran-pengajaranNya yang lain di
Perjanjian Baru.
Bahkan dalam ajaran Yesus, berzinah
didefinisikan lebih luas lagi. Jika seorang laki-laki melihat perempuan
dan mengingininya maka ia sudah berzinah dengan perempuan itu di dalam
hatinya. Orang yang membenci saudaranya saja sudah dianggap membunuh.
Dan seterusnya. Ajaran-ajaran Yesus membuat Taurat yang dulunya bersifat
legalitas menjadi sesuatu yang bathiniah. Dekalog ini lah yang
diteguhkan Yesus di dalam pengajaran-pengajaranNya. Ini sekaligus
menjawab ayat yang dianggap kontroversi:
Jika demikian, adakah
kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak!
Sebaliknya, kami meneguhkannya. (Roma 3:31)
Inilah indahnya
ayat-ayat firman Tuhan. Tidak ada yang saling bertentangan kan? Meski
terlihat seakan-akan ada yang bertentangan, sebenarnya mereka saling
melengkapi satu sama lain.
Pertanyaannya, jadi Taurat mana yang
dibatalkan dengan matiNya Yesus di kayu salib? Taurat atau Torah
(תּוֹרָה) itu artinya hukum. Pada waktu itu orang-orang Yahudi di Israel
harus taat kepada hukum agama atau Taurat ini (yang kemudian lebih umum
disebut hukum Taurat). Selain Dekalog yang sudah disebutkan di atas ada
juga Chukim dan Mishpatim yang bersumber pada Dekalog. Jadi Dekalog
adalah sumber hukum untuk Chukim dan Mishpatim. Chukim itu adalah hukum
yang mengatur tata cara ibadah, persembahan, makanan yang haram/halal,
cara berpakaian dan lain-lain. Sedangkan Mishpatim itu adalah hukum yang
mengatur tata kehidupan dan moral orang Israel. Nah, Chukim dan
Mishpatim di Kitab Taurat/5 Kitab Musa/Pentateukh (Kejadian, Keluaran,
Imamat, Bilangan dan Ulangan) yang totalnya ada 613 ketetapan hukum
inilah yang dibatalkan.
Pada masa itu, selain orang Yahudi ada
orang non Yahudi (Gentiles) yang hidup di Israel. Menurut Taurat: haram
hukumnya jika orang Yahudi menikah dengan orang non Yahudi (Ulangan
7:3); pada tahun penghapusan hutang (tahun sabat/tahun Yobel) hutang
sesama orang Yahudi harus dihapuskan, tetapi hutang orang non Yahudi
harus tetap ditagih (Ulangan 15:3); orang Yahudi tidak boleh melakukan
kerjasama dengan orang non Yahudi (Keluaran 23:32); dan masih banyak
lagi.
Singkatnya, Taurat hanya untuk orang Israel/Yahudi:
Ingatlah kepada Taurat yang telah Kuperintahkan kepada Musa, hamba-Ku
di gunung Horeb untuk disampaikan kepada seluruh Israel, yakni
ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum. (Maleakhi 4:4)
Nah, karena
berdasarkan Taurat orang Yahudi itu lebih tinggi kelas/kastanya dari
orang non Yahudi, maka Maka jika Chukim dan Mishpatim tidak dibatalkan
seperti yang disebutkan seperti di Efesus 2:15, kedua orang itu (Yahudi
dan non Yahudi) tidak dapat bersatu menjadi satu manusia baru di dalam
diri-Nya dan damai sejahtera. Karena Yesus datang untuk semua orang,
baik untuk orang Yahudi dan non Yahudi, maka tembok hukum Taurat
pembatas yang memisahkan mereka – Chukim dan Mishpatim – harus
dibatalkan.
Dengan dibatalkannya hukum Taurat itu, maka inilah
yang dilakukan oleh Paulus di dalam pelayanannya untuk memenangkan
orang-orang Yahudi:
Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi
seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi
orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang
yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di
bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di
bawah hukum Taurat (1 Korintus 9:20)
Sedangkan untuk orang-orang
non Yahudi (Gentiles) yang memang tidak hidup di bawah hukum Taurat,
inilah yang dilakukan Paulus untuk memenangkan mereka:
Bagi
orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti
orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup
di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku
dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat. (1
Korintus 9:21)
Adapun mengenai kata “menggenapi” dalam Matius 5:17 sebenarnya juga dijelaskan lebih lanjut di:
Tetapi setelah genap waktumya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir
dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk
menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima
menjadi anak. (Galatia 4:4-5)
Ia berkata kepada mereka: “Inilah
perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih
bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada
tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan
kitab Mazmur.” Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti
Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus
menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga.” (Lukas
24-44-46)
Jadi jelas sekarang. Kedatangan Yesus tidak untuk
meniadakan hukum Taurat dan bahkan selama masa hidupNya hukum Taurat
masih punya kekuatan penuh dan Yesus harus tunduk dan taat terhadap
hukum Taurat. Tapi, kematianNya di kayu salib menggenapi hukum Taurat
itu dengan ketaatan sempurna yang ditunjukkan dari kehidupanNya yang
tidak berdosa sama sekali dan sekaligus membatalkan hukum Taurat itu.
Dengan demikian kita tidak lagi menyerukan “Torah is my Law” tetapi
“Lord is my Law”.
Batalnya Taurat itu diperjelas di Roma 7:2-4.
Berdasarkan metafora pernikahan, Paulus sebenarnya menyatakan bahwa
adalah sebuah perzinahan spiritual jika orang Kristen masih harus
menjadi milik hukum Taurat dan sekaligus milik Kristus. Kita jelas milik
Kristus, kita sudah ditebusnya dari kutuk hukum Taurat (Galatia 3:13).
Jika Kristus tidak mati di kayu salib, maka jelas sesuai Matius 5:17-18
hukum Taurat masih berlaku sampai sekarang, karena langit dan bumi belum
lenyap.
Apakah dengan demikian Perjanjian Lama tidak berlaku
lagi? Tidak lah demikian. Perjanjian Lama itu tidak semuanya bicara
tentang hukum saja. Perjanjian Lama menjelaskan penciptaan dunia,
sejarah manusia dan keturunannya (Adam-Hawa, Abraham, Ishak, Yakub dan
sebagainya), sejarah raja-raja dan nabi-nabi, menjelaskan tentang
kebesaran Tuhan, pujian dan penyembahan, mazmur, hikmat, nubuatan,
simbol simbol, dan lain-lain.
Banyak manfaat yang bisa kita
petik dari Perjanjian Lama yaitu: kita menarik pelajaran dari kesalahan
orang-orang pada jaman itu supaya kita tidak mengulangi lagi
kesalahan-kesalahan itu (1 Kor 10:1-11); dengan belajar hukum yang ada
di Perjanjian Lama maka kita akan mengenal Tuhan lebih lagi dan Kristus
di dalam tipologi; kita belajar bagaimana Tuhan berurusan dengan
manusia, karena cara Tuhan berurusan dengan manusia berbeda beda, waktu
kejatuhan manusia di taman Eden, waktu jaman Nuh, dan sebagainya; kita
belajar juga bahwa orang yang non Yahudi (Gentiles) dan gereja TIDAK
berada di bawah hukum taurat.
Sesuai Mishpatim, bagi orang
Yahudi yang memukul/mengutuki ayah atau ibunya harus dihukum mati
(Keluaran 21:15, 17). Di sini juga di atur tentang nyawa ganti nyawa,
mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki,
bengkak ganti bengkak dan seterusnya (Keluaran 21:23-25). Pencuri yang
tertangkap tangan sebelum matahari terbit boleh dibunuh (Keluaran 22:2).
Orang Yahudi yang berzinah dengan binatang harus dihukum mati (Keluaran
22:19). Orang Yahudi tidak boleh mengikat kerjasama dengan orang non
Yahudi (Keluaran 23:32). Dan masih banyak lagi.
Sesuai Chukim,
orang-orang Yahudi diharuskan melakukan persembahan persepuluhan (Imamat
27:30-34; Bilangan 18:21, 24, 26, 28; Ulangan 4:1; Ulangan 12:6, 11,
17-18; Ulangan 14:22-29; Ulangan 26:12), persembahan korban bakaran
(Keluaran 29:18), persembahan pentahbisan (Keluaran 29:22), persembahan
unjukan (Keluaran 29:24), persembahan curah (Keluaran 37:16),
persembahan korban sajian (Imamat 2:4), persembahan hasil pertama
(Imamat 2:12), persembahan korban keselamatan (Imamat 3:1), persembahan
korban penghapus dosa (Imamat 4:32) dan persembahan-persembahan lainnya.
Semua orang Yahudi dilarang memakan daging babi, kelinci, dan segala
yang hidup di air yang tidak bersirip atau bersisik seperti kepiting,
belut dan lintah laut, begitu juga katak dan siput (Imamat 11:1-47).
Mereka juga dilarang menggunakan pakaian yang terbuat dari campuran dua
jenis bahan, misalnya katun dan polyester (Imamat 19:19). Teknologi
tumpang sari – menanam 2 jenis tanaman di sebuah ladang – juga dilarang
(Imamat 19:19). Anak laki-laki Yahudi yang bandel banget dan membangkang
kepada orang tuanya harus dirajam sampai mati oleh orang-orang
sekotanya (Ulangan 21:18-21). Orang Yahudi yang berzinah harus dibakar
sampai mati (Imamat 20:14). Dan masih banyak lagi.
Nah, kalau
kita kembali ke persembahan persepuluhan yang diatur oleh hukum Taurat
maka jelas itu sudah dibatalkan. Jika ada yang menyatakan itu belum
batal, maka minta ia juga konsisten melakukan persembahan-persembahan
lain yang juga diatur hukum Taurat seperti yang sudah disebutkan di
atas. Minta ia juga konsisten tidak makan daging-daging yang diharamkan
sesuai hukum Taurat. Minta ia juga pakai pakaian yang terbuat dari 1
bahan saja. Minta ia menyerahkan anak laki-lakinya yang membangkang
terhadap orang tua untuk dirajam sampai mati oleh orang-orang sekotanya.
Meminta jemaat untuk tetap melakukan persembahan persepuluhan
yang diatur oleh hukum Taurat sangatlah absurd karena selain sudah
dibatalkan sesuai Efesus 2:15, dari dulu hukum Taurat juga tidak
diperuntukkan buat orang-orang non Yahudi (Gentiles). Oleh karena itu
tambah jelaslah bahwa persembahan persepuluhan semakin sudah tidak
relevan lagi untuk umat perjanjian baru. Selain itu, kita juga sudah
dingatkan bahwa: “Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi
mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya”
(Yakobus 2:10). Orang Yahudi yang, misalnya, menuruti 612 ketetapan
hukum Taurat itu tapi tidak taat dengan 1 ketetapan hukum Taurat saja
dinyatakan bersalah; apalagi Anda yang cuma coba-coba taat kepada 1
ketetapan hukum Taurat saja (persembahan persepuluhan).
Prinsip
ketaatan terhadap hukum Taurat adalah SEMUANYA ATAU TIDAK SAMA SEKALI.
Saya sih pilih TIDAK TAAT SAMA SEKALI terhadap hukum Taurat. Karena
sebagai orang non Yahudi dari zaman dahulu kala saja saya memang tidak
hidup di bawah hukum Taurat dan hukum Taurat itu juga sudah dibatalkan
oleh kematian Yesus di kayu salib. Ngga tau deh kalau Anda sebagai orang
non Yahudi yang tidak sadar-sadar sudah tertipu dan masih mau coba-coba
taat terhadap persepuluhan dan SEMUANYA yang diatur hukum Taurat. Jika
itu pilihan Anda, nanti Anda dan orang-orang sekota Anda harus merajam
anak laki-laki Anda yang bandel tidak ketulungan sampai mati sesuai
hukum Taurat. Anda harus mempersembahan korban binatang bakaran untuk
menebus dosa Anda sesuai hukum Taurat dan masih banyak lagi. Yang pasti
engga bisa makan babi dan kepiting lagi loe!
Sola Scriptura, Sola Gratia, Sola Fide For God, For Country and For Better World Tuhan Yesus Memberkati!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar