Who Is The Capernaum

Jembrana - Bali, Bali, Indonesia
Beloved Husband And Dad For Three Uniq Kids

Senin, 24 Juli 2017

PERSEPULUHAN -- Bagian 13

TAURAT YANG DIBATALKAN
Ada perbedaan pendapat yang sangat mendalam di kalangan orang percaya tentang apakah Taurat sudah dibatalkan atau kah masih berlaku. Mereka yang berpendapat bahwa Taurat itu masih berlaku biasanya menggunakan ayat ini untuk mendukung pendapatnya:
“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.” (Matius 5:17-18)
Sedangkan mereka yang berpendapat bahwa Taurat itu sudah dibatalkan biasanya menggunakan ayat ini sebagai pendukungnya:
Sebab dengan mati-Nya sebagai manusia ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera. (Efesus 2:15)
Mereka yang menyatakan Taurat masih berlaku (belum ditiadakan/dibatalkan) mengatakan bahwa Matius 5:17-19 lebih benar, karena itu adalah perkataan langsung dari Yesus, sedangkan Efesus 2:15 adalah perkataan Paulus. Mereka lupa kalau Yesus sendiri pernah juga berkata:
Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes (Lukas 16:16a)
Alkitab itu, tidak peduli ucapan siapa, semuanya adalah firman Tuhan. Dan tidak ada ayat yang saling bertentangan, atau lebih benar dan lebih tidak benar. Keseluruhan Alkitab adalah benar adanya.
Nah, jika ada ayat-ayat yang seakan-akan saling bertentangan, maka kita harus mencari tahu di Alkitab kenapa hal itu demikian. Kita perlu cari-cari ayat-ayat yang berhubungan dengan topik itu untuk kemudian melihat hubungan satu dan lainnya, mengambil intisarinya yang biasanya merangkul semua ayat-ayat tentang topik itu. Tidak ada yang dikurangi/dirugikan dan tidak ada yang ditambahi/diuntungkan.
Nah berikut adalah ayat-ayat yang berhubungan dengan topik itu yang bisa kita pelajari:
Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia (Roma 6:14)
Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah. (Roma 7:4)
Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat (Roma 7:6)
Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: “tidak ada seorang pun yang dibenarkan” oleh karena melakukan hukum Taurat (Galatia 2:16
Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus. (Galatia 2:21
Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” (Galatia 3:13)
Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun. (Galatia 3:24-25
Tetapi setelah genap waktumya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. (Galatia 4:4-5)Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia (Galatia 5:4)Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. (Galatia 5:18) 

Dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib (Kolose 2:14)
Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya (Yakobus 2:10) 

Saya mendapatkan pengajaran yang sangat mudah untuk merangkum kesemua ayat tersebut. Benar bahwa kedatangan Yesus bukan lah untuk meniadakan hukum Taurat, melainkan untuk menggenapinya. Tidak satu titik pun ditiadakan dari hukum Taurat sebelum semuanya terjadi.
Sekarang semuanya sudah terjadi. Apa itu? Kematian Yesus di kayu salib sudah terjadi dan menggenapi hukum Taurat itu dengan menanggung semua kutuk hukum Taurat itu di kayu salib dan membebaskan kita dari semua kutuk hukum Taurat. Dan kematiannya sudah membatalkan hukum Taurat itu. SUDAH SELESAI! Tidak ada ayat yang saling bertentangan kan?
Tapi, bagaimana dengan 10 Perintah Allah (Ten Commandments) yang disebutkan di Keluaran 20 dan Ulangan 5? Enak dong sekarang kita sudah bisa mencuri, membunuh, berzinah, berdusta dan lain-lain yang dilarang oleh 10 Perintah Allah. Ten Commandments atau Dekalog (δέκα λόγοι) yang merupakan sumber hukum Taurat itu diajarkan kembali oleh Yesus. Ini bisa Anda lihat antara lain pada khotbah Yesus di bukit dan pengajaran-pengajaranNya yang lain di Perjanjian Baru.
Bahkan dalam ajaran Yesus, berzinah didefinisikan lebih luas lagi. Jika seorang laki-laki melihat perempuan dan mengingininya maka ia sudah berzinah dengan perempuan itu di dalam hatinya. Orang yang membenci saudaranya saja sudah dianggap membunuh. Dan seterusnya. Ajaran-ajaran Yesus membuat Taurat yang dulunya bersifat legalitas menjadi sesuatu yang bathiniah. Dekalog ini lah yang diteguhkan Yesus di dalam pengajaran-pengajaranNya. Ini sekaligus menjawab ayat yang dianggap kontroversi:
Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya. (Roma 3:31)
Inilah indahnya ayat-ayat firman Tuhan. Tidak ada yang saling bertentangan kan? Meski terlihat seakan-akan ada yang bertentangan, sebenarnya mereka saling melengkapi satu sama lain.
Pertanyaannya, jadi Taurat mana yang dibatalkan dengan matiNya Yesus di kayu salib? Taurat atau Torah (תּוֹרָה) itu artinya hukum. Pada waktu itu orang-orang Yahudi di Israel harus taat kepada hukum agama atau Taurat ini (yang kemudian lebih umum disebut hukum Taurat). Selain Dekalog yang sudah disebutkan di atas ada juga Chukim dan Mishpatim yang bersumber pada Dekalog. Jadi Dekalog adalah sumber hukum untuk Chukim dan Mishpatim. Chukim itu adalah hukum yang mengatur tata cara ibadah, persembahan, makanan yang haram/halal, cara berpakaian dan lain-lain. Sedangkan Mishpatim itu adalah hukum yang mengatur tata kehidupan dan moral orang Israel. Nah, Chukim dan Mishpatim di Kitab Taurat/5 Kitab Musa/Pentateukh (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan) yang totalnya ada 613 ketetapan hukum inilah yang dibatalkan.
Pada masa itu, selain orang Yahudi ada orang non Yahudi (Gentiles) yang hidup di Israel. Menurut Taurat: haram hukumnya jika orang Yahudi menikah dengan orang non Yahudi (Ulangan 7:3); pada tahun penghapusan hutang (tahun sabat/tahun Yobel) hutang sesama orang Yahudi harus dihapuskan, tetapi hutang orang non Yahudi harus tetap ditagih (Ulangan 15:3); orang Yahudi tidak boleh melakukan kerjasama dengan orang non Yahudi (Keluaran 23:32); dan masih banyak lagi.
Singkatnya, Taurat hanya untuk orang Israel/Yahudi:
Ingatlah kepada Taurat yang telah Kuperintahkan kepada Musa, hamba-Ku di gunung Horeb untuk disampaikan kepada seluruh Israel, yakni ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum. (Maleakhi 4:4)
Nah, karena berdasarkan Taurat orang Yahudi itu lebih tinggi kelas/kastanya dari orang non Yahudi, maka Maka jika Chukim dan Mishpatim tidak dibatalkan seperti yang disebutkan seperti di Efesus 2:15, kedua orang itu (Yahudi dan non Yahudi) tidak dapat bersatu menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya dan damai sejahtera. Karena Yesus datang untuk semua orang, baik untuk orang Yahudi dan non Yahudi, maka tembok hukum Taurat pembatas yang memisahkan mereka – Chukim dan Mishpatim – harus dibatalkan. 

Dengan dibatalkannya hukum Taurat itu, maka inilah yang dilakukan oleh Paulus di dalam pelayanannya untuk memenangkan orang-orang Yahudi:
Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat (1 Korintus 9:20)
Sedangkan untuk orang-orang non Yahudi (Gentiles) yang memang tidak hidup di bawah hukum Taurat, inilah yang dilakukan Paulus untuk memenangkan mereka:
Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat. (1 Korintus 9:21) 

Adapun mengenai kata “menggenapi” dalam Matius 5:17 sebenarnya juga dijelaskan lebih lanjut di:
Tetapi setelah genap waktumya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. (Galatia 4:4-5) 

Ia berkata kepada mereka: “Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.” Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga.” (Lukas 24-44-46) 

Jadi jelas sekarang. Kedatangan Yesus tidak untuk meniadakan hukum Taurat dan bahkan selama masa hidupNya hukum Taurat masih punya kekuatan penuh dan Yesus harus tunduk dan taat terhadap hukum Taurat. Tapi, kematianNya di kayu salib menggenapi hukum Taurat itu dengan ketaatan sempurna yang ditunjukkan dari kehidupanNya yang tidak berdosa sama sekali dan sekaligus membatalkan hukum Taurat itu. Dengan demikian kita tidak lagi menyerukan “Torah is my Law” tetapi “Lord is my Law”. 

Batalnya Taurat itu diperjelas di Roma 7:2-4. Berdasarkan metafora pernikahan, Paulus sebenarnya menyatakan bahwa adalah sebuah perzinahan spiritual jika orang Kristen masih harus menjadi milik hukum Taurat dan sekaligus milik Kristus. Kita jelas milik Kristus, kita sudah ditebusnya dari kutuk hukum Taurat (Galatia 3:13). Jika Kristus tidak mati di kayu salib, maka jelas sesuai Matius 5:17-18 hukum Taurat masih berlaku sampai sekarang, karena langit dan bumi belum lenyap.
Apakah dengan demikian Perjanjian Lama tidak berlaku lagi? Tidak lah demikian. Perjanjian Lama itu tidak semuanya bicara tentang hukum saja. Perjanjian Lama menjelaskan penciptaan dunia, sejarah manusia dan keturunannya (Adam-Hawa, Abraham, Ishak, Yakub dan sebagainya), sejarah raja-raja dan nabi-nabi, menjelaskan tentang kebesaran Tuhan, pujian dan penyembahan, mazmur, hikmat, nubuatan, simbol simbol, dan lain-lain. 

Banyak manfaat yang bisa kita petik dari Perjanjian Lama yaitu: kita menarik pelajaran dari kesalahan orang-orang pada jaman itu supaya kita tidak mengulangi lagi kesalahan-kesalahan itu (1 Kor 10:1-11); dengan belajar hukum yang ada di Perjanjian Lama maka kita akan mengenal Tuhan lebih lagi dan Kristus di dalam tipologi; kita belajar bagaimana Tuhan berurusan dengan manusia, karena cara Tuhan berurusan dengan manusia berbeda beda, waktu kejatuhan manusia di taman Eden, waktu jaman Nuh, dan sebagainya; kita belajar juga bahwa orang yang non Yahudi (Gentiles) dan gereja TIDAK berada di bawah hukum taurat. 

Sesuai Mishpatim, bagi orang Yahudi yang memukul/mengutuki ayah atau ibunya harus dihukum mati (Keluaran 21:15, 17). Di sini juga di atur tentang nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, bengkak ganti bengkak dan seterusnya (Keluaran 21:23-25). Pencuri yang tertangkap tangan sebelum matahari terbit boleh dibunuh (Keluaran 22:2). Orang Yahudi yang berzinah dengan binatang harus dihukum mati (Keluaran 22:19). Orang Yahudi tidak boleh mengikat kerjasama dengan orang non Yahudi (Keluaran 23:32). Dan masih banyak lagi.
Sesuai Chukim, orang-orang Yahudi diharuskan melakukan persembahan persepuluhan (Imamat 27:30-34; Bilangan 18:21, 24, 26, 28; Ulangan 4:1; Ulangan 12:6, 11, 17-18; Ulangan 14:22-29; Ulangan 26:12), persembahan korban bakaran (Keluaran 29:18), persembahan pentahbisan (Keluaran 29:22), persembahan unjukan (Keluaran 29:24), persembahan curah (Keluaran 37:16), persembahan korban sajian (Imamat 2:4), persembahan hasil pertama (Imamat 2:12), persembahan korban keselamatan (Imamat 3:1), persembahan korban penghapus dosa (Imamat 4:32) dan persembahan-persembahan lainnya. Semua orang Yahudi dilarang memakan daging babi, kelinci, dan segala yang hidup di air yang tidak bersirip atau bersisik seperti kepiting, belut dan lintah laut, begitu juga katak dan siput (Imamat 11:1-47). Mereka juga dilarang menggunakan pakaian yang terbuat dari campuran dua jenis bahan, misalnya katun dan polyester (Imamat 19:19). Teknologi tumpang sari – menanam 2 jenis tanaman di sebuah ladang – juga dilarang (Imamat 19:19). Anak laki-laki Yahudi yang bandel banget dan membangkang kepada orang tuanya harus dirajam sampai mati oleh orang-orang sekotanya (Ulangan 21:18-21). Orang Yahudi yang berzinah harus dibakar sampai mati (Imamat 20:14). Dan masih banyak lagi.
Nah, kalau kita kembali ke persembahan persepuluhan yang diatur oleh hukum Taurat maka jelas itu sudah dibatalkan. Jika ada yang menyatakan itu belum batal, maka minta ia juga konsisten melakukan persembahan-persembahan lain yang juga diatur hukum Taurat seperti yang sudah disebutkan di atas. Minta ia juga konsisten tidak makan daging-daging yang diharamkan sesuai hukum Taurat. Minta ia juga pakai pakaian yang terbuat dari 1 bahan saja. Minta ia menyerahkan anak laki-lakinya yang membangkang terhadap orang tua untuk dirajam sampai mati oleh orang-orang sekotanya. 

Meminta jemaat untuk tetap melakukan persembahan persepuluhan yang diatur oleh hukum Taurat sangatlah absurd karena selain sudah dibatalkan sesuai Efesus 2:15, dari dulu hukum Taurat juga tidak diperuntukkan buat orang-orang non Yahudi (Gentiles). Oleh karena itu tambah jelaslah bahwa persembahan persepuluhan semakin sudah tidak relevan lagi untuk umat perjanjian baru. Selain itu, kita juga sudah dingatkan bahwa: “Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya” (Yakobus 2:10). Orang Yahudi yang, misalnya, menuruti 612 ketetapan hukum Taurat itu tapi tidak taat dengan 1 ketetapan hukum Taurat saja dinyatakan bersalah; apalagi Anda yang cuma coba-coba taat kepada 1 ketetapan hukum Taurat saja (persembahan persepuluhan). 

Prinsip ketaatan terhadap hukum Taurat adalah SEMUANYA ATAU TIDAK SAMA SEKALI. Saya sih pilih TIDAK TAAT SAMA SEKALI terhadap hukum Taurat. Karena sebagai orang non Yahudi dari zaman dahulu kala saja saya memang tidak hidup di bawah hukum Taurat dan hukum Taurat itu juga sudah dibatalkan oleh kematian Yesus di kayu salib. Ngga tau deh kalau Anda sebagai orang non Yahudi yang tidak sadar-sadar sudah tertipu dan masih mau coba-coba taat terhadap persepuluhan dan SEMUANYA yang diatur hukum Taurat. Jika itu pilihan Anda, nanti Anda dan orang-orang sekota Anda harus merajam anak laki-laki Anda yang bandel tidak ketulungan sampai mati sesuai hukum Taurat. Anda harus mempersembahan korban binatang bakaran untuk menebus dosa Anda sesuai hukum Taurat dan masih banyak lagi. Yang pasti engga bisa makan babi dan kepiting lagi loe!
Sola Scriptura, Sola Gratia, Sola Fide For God, For Country and For Better World Tuhan Yesus Memberkati!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar