Who Is The Capernaum

Jembrana - Bali, Bali, Indonesia
Beloved Husband And Dad For Three Uniq Kids

Senin, 24 Juli 2017

PERSEPULUHAN -- Bagian 15

PERSEPULUHAN YANG MENGELABUHI DAN MEMBODOHI
Setiap kegiatan pekabaran Injil dan aktivitas gereja pastinya membutuhkan dana. Tidak ada yang salah di dalam penggalangan dana untuk kegiatan pekabaran Injil dan aktivitas gereja itu. Tetapi penggalangan dana itu harus dilakukan dengan prinsip-prinsip yang Alkitabiah
Sayangnya metoda penggalangan dana yang dilakukan oleh sebagian gereja justru salah. Metoda itu menyalahgunakan hukum persepuluhan yang ada di Alkitab. Metoda itu jelas mengelabuhi dan membodohi jemaat demi mengumpulkan dana. Jemaat diajarkan bahwa mereka harus membayar persepuluhan seperti yang ada Alkitab.

Metoda pengumpulan dana itu jelas bertolak belakang dengan pengajaran Alkitab yang sebenarnya. Jika seorang gembala sidang ingin menggunakan dan mempraktekkan persepuluhan yang ada di Alkitab, maka ia harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang ada di Alkitab secara tepat. Masalahnya ialah, sekarang ini mustahil mempraktekkan persepuluhan seperti halnya yang diatur oleh Alkitab.
Persepuluhan yang sekarang ini dipraktekkan oleh sebagian gereja sangat lah menyimpang dan sudah tidak Alkitabiah lagi (meski sebenarnya ayat-ayat tentang persepuluhan itu sendiri ada di Alkitab). Tidak ada satu pun persepuluhan yang dipraktekkan di gereja-gereja moderen ini sesuai dengan yang diajarkan di Alkitab. Semuanya sudah sangat menyimpang. Gereja-gereja itu membuat aturan sendiri bagaimana menggunakan dana persepuluhan yang terkumpul, dan mereka merekayasa aturan-aturan baru tentang persepuluhan itu. Mereka tidak menggunakan Alkitab lagi sebagai panduan. Ini jelas-jelas pelanggaran. Pembodohan jemaat. Dosa! 

Gembala-gembala sidang yang mengajarkan bahwa Tuhan memerintahkan orang-orang Kristen untuk membayar persepuluhan ke mereka atau ke gerejanya dengan mengutip beberapa ayat Alkitab tentang persepuluhan untuk memperkuat doktrin mereka jelas-jelas membuat pengajaran Alkitab yang keluar konteksnya dan membuat Tuhan justru seakan-akan mengajarkan sesuatu yang tidak pernah diajarkanNya sebelumnya. 

Taktik ini digunakan dengan memperlihatkan arogansi meski sebenarnya mereka tahu bahwa itu adalah pengajaran yang salah. Mereka mengajarkan bahwa jemaat harus membayar persepuluhan atau harus menanggung konsekwensi dari Tuhan akibat membangkang terhadap perintah Tuhan.
Pengajaran yang demikian jelas merupakan penyalahgunaan ayat-ayat Alkitab yang sebenarnya. Pengajaran yang demikian jelas salah total, bukannya abu-abu lagi. Ada sejumlah aturan dan hukum yang mengatur dan meregulasi persepuluhan, dan ini harus diperhatikan dan diikuti dengan tepat jika seseorang ingin patuh terhadap pewahyuan Alkitab. Faktanya ialah, tidak ada satu pun gembala sidang di dunia ini yang mematuhi pewahyuan Alkitab ketika mereka menarik persepuluhan dari jemaatnya.
Yang menyedihkan ialah fakta bahwa mereka justru tahu bahwa mereka mengajarkan persepuluhan yang sama sekali melenceng dari yang Alkitab ajarkan sebenarnya ketika mereka menggunakan itu untuk menggalang dana untuk aktivitas keKristenan. Bahkan tidak sedikit yang justru jatuh dalam dosa mempergunakan dana persepuluhan yang terkumpul untuk memperkaya diri mereka sendiri. Berikut adalah ilustrasi untuk lebih menegaskan kemelencengan tersebut. 

Misal di sebuah gereja baru yang dipimpin oleh gembala sidang A, di dalamnya ada pendeta B, C, D dan E. Sebut saja pendeta B setelah membaca kitab Hosea tergugah dengan kisah Hosea itu dan menghadap gembala sidang A dan memohon restu untuk menikahi seorang pelacur. Lalu pendeta C setelah membaca kitab Yunus terinspirasi untuk juga ke Niniwe untuk mengabarkan Injil dan memohon kepada gembala sidang A untuk memberkati rencana perjalanannya. Pendeta D setelah mendalami tentang persembahan korban bakaran di kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan menghadap gembala sidang A dengan ide untuk menghidupkan kembali persembahan korban bakaran di gereja mulai bulan depan. Kemudian pendeta E yang terinspirasi dengan perintah Allah kepada orang Israel untuk menghancurkan patung-patung agama musuh di kitab Ulangan memohon izin kepada gembala sidang A untuk menghancurkan patung-patung yang ada di seluruh vihara di Indonesia mulai besok. 

Kira-kira apa tanggapan dari gembala sidang A itu? Yang bisa saya prediksikan kira-kira begini. Kepada pendeta B, gembala sidang A akan berkata: “Ehh, tolol banget lu yah.. Itu hanya berlaku untuk Hosea. Sana pergi cari wanita yang baik-baik.” Kepada pendeta C, gembala sidang A akan berkata: “Amsiong deh gue.. Ehh tolol, Niniwe itu sudah engga ada lagi. Dan Tuhan cuma kasih instruksi ke Niniwe itu kepada Yunus saja.” Kepada pendeta D, gembala sidang A berkata: “Ehh dasar otak udang lu.. Nanti gereja kita bau kambing dong. Itu persembahan kuno yang hanya untuk orang Israel pada waktu itu saja sesuai hukum Taurat. Kita orang moderen tahu, tidak tunduk terhadap hukum Taurat. Kan Yesus sudah bilang bahwa hukum Taurat hanya berlaku sampai pada zaman Yohanes.” Kepada pendeta E, gembala sidang A berkata: “Ahh, elu sama dodolnya sama si D. Itu hukum Taurat yang sudah tidak berlaku lagi tau.. Lagian apa elu mau gua berurusan sama Kapolri?” 

Ya.. Sikap gembala sidang A itu benar sekali. Para pendeta itu tidak mengerti bahwa firman Tuhan itu harus dilihat konteksnya, tidak bisa langsung dieksekusi, atau bahkan tidak bisa dieksekusi lagi. Tapi, sayangnya, gembala sidang A itu justru mengumpulkan para pendetanya itu dan menginstruksikan mereka untuk selalu mengkhotbahkan ayat-ayat tentang persepuluhan guna penggalangan dana. Dan khotbah-khotbah itu harus dengan disertai dengan motivasi berkat jika memberikan, serta ancaman kutuk atau bahkan masuk neraka jika tidak memberikan. 

Yang terjadi sebenarnya adalah gembala sidang A, sama seperti pendeta-pendetanya, mencoba mengeksekusi ayat-ayat persepuluhan yang sudah tidak bisa dieksekusi lagi. Ia memerintahkan jemaat memberikan persepuluhan kepada dirinya atau gerejanya, padahal ayat-ayat persepuluhan itu hanya memberikan hak EKSKLUSIF kepada orang-orang Lewi saja untuk memungut persepuluhan. Para gembala sidang yang mempraktekkan persepuluhan lalu membuat doktrin bahwa mereka sekarang ini sedang melakukan tugas-tugas orang Lewi dan dengan seenaknya mengklaim dirinya sebagai orang-orang Lewi moderen. Praktek-praktek suku Lewi sekarang tetap berlangsung di gereja Kristen moderen, demikian kilah mereka. 

Kalau begini, apa bedanya gembala sidang A itu dengan pendeta B, C, D dan E yang disebut-sebutnya “tolol”, “otak udang” dan “dodol” itu? Pendeta-pendetanya itu dikata-katai demikian karena mereka mencoba mengeksekusi ayat-ayat yang sudah tidak kontekstual lagi dan memang tidak benar jika dicoba untuk dieksekusi di zaman ini. Tetapi mengapa gembala sidang A itu begitu ngotot mempertahankan prinsip-prinsipnya yang sama “tolol”, “otak udang” dan “dodol”nya dengan pendeta-pendetanya itu? Dan gembala sidang A itu selalu siap dengan kata-kata saktinya: “Janganlah engkau menghakimi orang yang diurapi Tuhan!”, “Belajarlah taat menjalankan firman Tuhan yang abadi!”, “Ah, yang engga setuju itukan hanya orang-orang yang pelit bin kikir, tidak mengasihi Tuhan tapi maunya mencuri uang Tuhan terus, sakit hati dan kepahitan saja. Terkutuk lah mereka!” Dan sebagainya. 

Gembala sidang A ini kelihatannya takut jika persepuluhan tidak diaktifkan maka dana untuk kegiatan keKristenan mereka kurang atau minus. Praktek-praktek penarikan persepuluhan oleh gereja-gereja Kristen moderen yang melenceng dari ayat-ayat Alkitab yang mengaturnya (hanya untuk dilakukan oleh orang Israel yang di bawah hukum Taurat, hanya dilakukan oleh mereka yang memiliki ladang dan/atau ternak, hanya dalam bentuk makanan yang dihasilkan di tanah Israel dan dimakan sendiri oleh pemberinya di tahun pertama dan kedua, hanya boleh ditarik oleh orang Lewi pada tahun ketiga dan dibagikan juga ke para janda-anak yatim-orang asing, dan seterusnya) harus diSTOP. Mereka harus menghentikan metoda yang salah dan ilegal ini dalam pengumpulan dana dan kembali ke jalan yang benar sesuai Alkitab untuk umat Perjanjian Baru. 

Sebenarnya jika para gembala sidang moderen ini bijak, maka mereka bisa mendidik para jemaatnya untuk mengasihi Tuhannya dengan pemberian persembahan yang suka rela dan suka cita (2 Korintus 9:7), yang jika dilakukan dengan benar dan diiringi tingkat pertumbuhan kerohanian jemaat yang semakin membaik, maka jumlahnya bisa saja lebih besar dari persepuluhan. 

Oleh karena itu, yang sekarang harus dilakukan oleh para pemimpin gereja adalah merubah sikap mereka dan STOP mengelabuhi dan membodohi jemaat mereka sendiri dalam hal penarikan persepuluhan ini. Ini adalah masalah mental di dalam menerapkan yang salah dari hukum-hukum di Alkitab. Tindakan mengelabuhi jemaat dengan memelintir ayat-ayat Alkitab yang keluar dari konteks aslinya hanya demi mendukung doktrin denominasi justru menunjukkan sebuah sikap yang tidak menghargai dan tidak mencerminkan kepedulian terhadap apa yang sudahTuhan tuliskan di dalam ayat-ayatNya yang suci itu. Menantang kemuliaan Tuhan itu sendiri! 

Para pemimpin gereja moderen harus lah meninggalkan metoda salah yang menyalahgunakan dan memelintir ayat-ayat persepuluhan dan kembali ke pengajaran yang benar, hati-hati, dan akurat sesuai kehendak Tuhan. Jika metoda yang salah ini terus dijalankan apa bedanya para pemimpin gereja ini dengan pencuri persembahan persepuluhan yang sebenarnya milik orang Lewi asli seperti yang dimandatkan Tuhan secara EKSKLUSIF di Alkitab? 

Begitu juga para jemaat yang memberikan persembahan persepuluhannya kepada gembala sidangnya atau gerejanya ketimbang kepada orang Lewi asli yang berhak! Mereka memberikan persepuluhan kepada pihak yang salah dan ini juga tindakan melecehkan dan tidak menghormati ayat-ayat Alkitab yang sudah mengatur persepuluhan yang sesungguhnya. Bukankah Anda sebagai orang percaya harus rajin membaca Alkitab dan bisa melihat sendiri kebenaran itu dengan mata dan kepala Anda sendiri langsung dari Alkitab? Minta lah bimbingan Roh Kudus setiap kali Anda membaca Alkitab, terutama dalam membaca ayat-ayat yang mengatur persembahan persepuluhan yang sessungguhnya dari Tuhan, dan bukan bikinan doktrin manusia. 

Apakah Anda masih mau melecehkan dan tidak menghormati ayat-ayat Alkitab yang ditulis oleh Tuhan? Saya sih tidak, karena itu menghina kemuliaan Tuhan yang katanya kita sembah itu!
Sola Scriptura, Sola Gratia, Sola Fide!
For God, For Country and For Better World!
Tuhan Yesus memberkati!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar