YESUS TIDAK MELARANG PERSEPULUHAN & POLIGAMI
Di dalam beberapa diskusi tentang persepuluhan di dunia nyata dan di dunia maya yang pernah
saya ikuti, biasanya jika dari pihak yang pro persepuluhan sudah tidak
bisa mengelak lagi dari fakta bahwa merubah bentuk persepuluhan itu yang
seharusnya MAKANAN menjadi UANG, MAKANAN YANG DIMAKAN SENDIRI di tahun
pertama dan kedua menjadi UANG yang harus diberikan ke gereja, dan masih
banyak lagi itu adalah sebuah perbuatan DOSA BESAR (karena melanggar
Ulangan 4:2, Ulangan 12:32, Amsal 30:6 dan Wahyu 22:18-19), mereka lalu
merubah taktik dan arah diskusi.
Mereka umumnya lari ke pertanyaan klasik ‘bajaj mau ngeles’: “Coba
tunjukkan ayat Alkitab di Perjanjian Baru di mana Yesus atau 12 RasulNya
melarang persepuluhan?” Pertanyaan klasik ‘bajaj mau ngeles’ ini
biasanya saya timpali juga dengan pertanyaan klasik ‘menghindari bajaj
ngeles sembarangan’: “Coba tunjukkan ayat Alkitab di Perjanjian Baru di
mana Yesus atau 12 RasulNya melarang seorang anggota jemaat laki-laki
berpoligami?” atau saya pertegas lagi: “Coba tunjukkan ayat Alkitab di
Perjanjian Baru dimana Yesus atau 12 RasulNya melarang seorang anggota
jemaat laki-laki memiliki 3 atau 4 isteri?”
Jawaban dari dua
pertanyaan yang saya kasih label ‘konyol’ itu sama: TIDAK ADA. Tapi
apakah dengan demikian seorang anggota jemaat laki-laki Kristen boleh
berpoligami? TENTU TIDAK. Seorang penilik jemaat jelas diatur secara
spesifik hanya boleh memiliki istri satu (1 Timotius 3:2). Tetapi tidak
lah demikian untuk anggota jemaat laki-laki. Meski ayat yang eksplisit
tentang larangan bagi anggota jemaat laki-laki berpoligami tidak ada di
Perjanjian baru, itu tidak berarti Yesus tidak melarang anggota jemaat
laki-laki berpoligami. Ada ayat-ayat lain yang dilanggar jika seorang
jemaat laki-laki berpoligami. Jadi tetap poligami IS A BIG NO untuk
anggota jemaat laki-laki.
Kalau pertanyaan konyol seperti ini mau
dibuat versi lainnya lagi, maka seseorang yang suka memecahkan kaca
rumah musuhnya setiap kali lewat di depannya bisa saja berkelit dengan
pertanyaan ‘bajaj mau ngeles’ seperti: “Coba tunjukkan ayat di Alkitab
Perjanjian Baru yang melarang memecahkan kaca rumah musuh?”. Tentu TIDAK
ADA. Tapi jika dia tetap memecahkan kaca rumah musuhnya pasti ada ayat
firman Tuhan yang dilanggarnya.
Demikian juga halnya dengan
persepuluhan. Meski tidak ada ayat-ayat spesifik yang melarangnya di
Perjanjian Baru, itu bukan berarti praktek persepuluhan yang dilakukan
dewasa ini tidak melanggar firman Tuhan. Justru banyak sekali firman
Tuhan yang dilanggar oleh praktek persepuluhan dewasa ini. Nah, bukankah
tindakan pelanggaran firman Tuhan sama saja dengan tindakan berdosa?
Sebentar akan kita kuliti satu per satu apa yang dilanggar.
Ketika persepuluhan itu dikhotbahkan, akan banyak orang Kristen yang
merasa tergugah dan tertantang untuk memberikan persembahan yang terbaik
untuk pekerjaan Tuhan. Kesadaran memberi yang militan serta tulus tentu
sangat baik sekali di dalam menunjang pekerjaan Tuhan di muka bumi.
Apalagi jika pemberian itu dilandasi dengan sukacita dan sukarela. Akan
tetapi, hampir seluruh khotbah tentang persepuluhan dikaitkan dengan
iming-iming berkat jika memberikannya dan ancaman kutuk jika tidak
memberikannya.
Pertanyaannya, apakah betul orang Kristen itu
harus diiming-imingi berkat jika memberikan persepuluhan dan diancam
kutukan jika tidak memberikannya? Bukan kah ini bertentangan dengan
firman Tuhan di 2 Kor 9:17 yang menyatakan persembahan harus diberikan
BUKAN KARENA PAKSAAN? Bukankah berkhotbah yang mengancam dengan kutuk
itu sama saja dengan MEMAKSA jemaat untuk memberi persembahan? Inilah
pelanggaran firman Tuhan yang pertama.
“Tapi persepuluhan itu
adalah firman Tuhan yang harus kita taati, dan memang mereka yang tidak
memberikannya itu terkutuk seperti yang disebutkan Kitab Maleakhi,”
demikian biasanya kilah mereka yang pro terhadap persepuluhan. Benar,
persepuluhan itu adalah firman Tuhan yang YA dan AMIN. Tapi, harus
dilihat konteksnya dahulu. Kepada siapa Tuhan berbicara saat itu.
Ketika Tuhan berbicara kepada Hosea dan memintanya untuk mengawini
pelacur, jelas itu firman Tuhan yang YA dan AMIN dan HARUS dilakukan
oleh Hosea pada saat itu. Tapi apakah firman Tuhan itu juga merupakan
permintaan Tuhan kepada seluruh hamba Tuhan di dunia? JELASLAH TIDAK!
Konteksnya ialah Tuhan berbicara kepada Hosea saja, dan firman itu bukan
merupakan perintah kepada hamba Tuhan yang lainnya.
Ketika
Tuhan berbicara kepada Yunus untuk ke Niniwe demi sebuah misi, jelas itu
firman Tuhan yang YA dan AMIN dan HARUS dilakukan oleh Yunus pada saat
itu. Tetapi, seperti perintah yang diberikan kepada Hosea saja, perintah
itu tidak serta merta meminta semua hamba Tuhan harus mengemban misi ke
Niniwe. Lagian Niniwe juga sudah musnah. Konteknya ialah Tuhan
berbicara kepada Yunus saja. Dan, masih banyak lagi contoh-contoh
kontekstual seperti ini jika ingin digali terus seperti keharusan orang
Israel merajam anak laki-lakinya yang bandel banget sampai mati,
keharusan orang Israel untuk menghancurkan patung-patung agama musuh,
dan keharusan orang Israel untuk memakai pakaian yang terbuat dari satu
bahan saja. Konteksnya ialah Tuhan berbicara kepada orang Israel saja
yang hidup di bawah hukum Taurat.
Perhatikan ayat ini:
“Katakanlah kepada orang Israel dan suruhlah mereka memberikan kepadamu
satu tongkat untuk setiap suku. Semua pemimpin mereka harus
memberikannya, suku demi suku, seluruhnya dua belas tongkat. Lalu
tuliskanlah nama setiap pemimpin pada tongkatnya.” (Bilangan 17:2).
Jelas konteks dari ayat ini ialah Tuhan berbicara kepada Musa untuk
disampaikan kepada orang Israel saja, bukan kepada orang Mesir, atau
India, atau Cina, atau Amerika, atau bahkan Indonesia. Firman Tuhan itu
harus dipatuhi oleh Musa dan orang Israel saja. Bukan yang lainnya.
Perhatikan juga ayat ini yang menyangkut perayaan Paskah: “Katakanlah
kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah
oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak
domba untuk tiap-tiap rumah tangga.” (Keluaran 12:3). Jelas konteks
dari ayat ini ialah Tuhan meminta kepada jemaah Israel saja untuk
mempersembahkan seekor anak domba dari tiap-tiap rumah tangga untuk
perayaan Paskah.
Kalau Anda mau terus menggali firman Tuhan di
Perjanjian Lama, maka kata-kata seperti: “Berbicaralah kepada Harun dan
kepada anak-anaknya..”, “Katakanlah kepada orang Israel...”, “Panggillah
Harun dan anak-anaknya...”, “Berfirmanlah Tuhan kepada Musa...”,
“Pergilah menghadap Firaun..” dan seterusnya akan banyak Anda jumpai dan
itu lah konteksnya.
Ketika berbicara tentang
persembahan-persembahan yang harus dilakukan oleh orang Israel maka
kata-kata kontekstual seperti ini kita temui: “Itulah suatu ketetapan
yang berlaku untuk selama-lamanya bagi orang Israel turun-temurun..”,
“Itulah yang harus diserahkan menurut perintah Tuhan dari pihak Israel
kepada...”, “haruslah kamu dapat mengajarkan kepada orang Israel segala
ketetapan yang ...”, dan seterusnya.
Kembali ke persepuluhan.
Ada banyak ayat di Perjanjian Lama yang mengatur tentang persepuluhan,
kita ambil salah satunya saja, Ulangan 12:11, yang lalu di tutup dengan
Ulangan 12:32 “SEGALA yang kuperintahkan kepadamu HARUSLAH kamu lakukan
dengan setia, janganlah engkau MENAMBAHINYA ataupun MENGURANGINYA.”
Nah, SEGALA sesuatu yang diperintahkan Tuhan tentang persepuluhan sudah
jelas. Kita lihat 3 perintah Tuhan saja yang berhubungan dengan
persepuluhan: bentuknya HARUS berupa MAKANAN dari hasil ladang dan/atau
ternak (Ulangan 14:22-23; Maleakhi 3:10); di tahun pertama dan kedua
HARUS DIMAKAN SENDIRI oleh pemberi persepuluhan (Ulangan 14:22); dan di
tahun ketiga baru DIBAGIKAN kepada orang Lewi, orang asing, anak yatim
dan janda (Ulangan 14;29).
Ingat, kita HARUS melakukan SEGALA
yang diperintahkan dengan setia. Jangan MENAMBAHINYA ataupun
MENGURANGINYA (Ulangan 12:32). Praktek persepuluhan dewasa ini tidak
lagi berupa MAKANAN, tetapi UANG. Atas otoritas siapa seseorang
memodifikasi firman Tuhan yang suci itu? MAKANAN di KURANGI (dibuang)
dari ayat tentang persepuluhan itu lalu UANG di TAMBAHI (diada-adakan)
ke ayat tentang persepuluhan itu. Inilah pelanggaran kedua: pelanggaran
atas firman Tuhan Ulangan 12:32. Praktek TAMBAH dan KURANG firman Tuhan.
Lalu persepuluhan tahun pertama dan kedua HARUS DIMAKAN SENDIRI
oleh pemberi persepuluhan, tapi yang terjadi ialah selain dirubah
menjadi UANG lalu diberikan kepada gereja. HARUS DIMAKAN SENDIRI di
KURANGI (dibuang) dari ayat tentang persepuluhan itu lalu keharusan
memberikannya kepada gereja di TAMBAHI (diada-adakan). Inilah
pelanggaran ketiga. Praktek TAMBAH dan KURANG firman Tuhan lagi.
Pada tahun ketiga ketika persepuluhan itu diberikan, maka yang
menerimanya HARUS orang Lewi, orang asing, anak yatim dan janda. Di sini
terjadi lagi pelanggaran ke empat, karena persepuluhan itu diberikan
kepada gereja. Sama, praktek TAMBAH dan KURANG firman Tuhan lagi.
Persepuluhan itu adalah perintah dan ketetapan hukum Taurat KHUSUS
untuk orang Israel. Hanya orang Israel saja yang pada waktu itu boleh
melakukan persembahan persepuluhan sesuai hukum Taurat. Orang-orang non
Israel (Gentiles) tidak boleh melakukannya. Nah, kita bukan orang Israel
kok melakukannya? Bukankah ini pelanggaran yang ke lima?
Gembala
sidang yang mengelola uang persepuluhan bukanlah keturunan Lewi. Ini
bisa dibuktikan dengan tes DNA. Kok berani-beraninya ngaku-ngaku orang
Lewi dan mengelola persepuluhan? Bukankah berdusta seperti ini jadi
pelanggaran yang ke enam?
Lalu, biasanya gembala sidang
mengklaim bahwa sebagai “orang Lewi moderen” berhak atas uang
persepuluhan itu. Bukankah ini tindakan pencurian milik orang lain
(orang Lewi asli). Bukankah tindakan pencurian ini adalah pelanggaran ke
tujuh. Dan masih ada lagi. Tapi kita cukupkan sampai 7 saja.
Melihat minimal ada tujuh pelanggaran atas firman Tuhan, maka tidaklah
berlebihan kalau di awal dikatakan bahwa praktek persepuluhan dewasa ini
banyak sekali yang melanggar firman Tuhan meski mungkin saja maksudnya
baik. Maksudnya baik tapi kalau melanggar firman Tuhan bukankah tetap
sebuah kesalahan/dosa? Anda tahu teman sekantor Anda korupsi, tapi
ketika Anda diperiksa KPK (misalnya) Anda lalu kasihan dengan teman Anda
ini lalu Anda berbohong dan bersaksi dusta karena bermaksud
melindunginya. Maksud Anda baik tapi Anda berdosa.
Jadi, jangan
lah terlalu naif ketika melakukan sesuatu yang kelihatannya “rohani” dan
“baik”. Lihat dulu, apakah sesuatu yang terlihat “rohani” dan “baik”
itu justru tidak melanggar firman Tuhan. Saya tahu bahwa sebagai orang
Kristen yang militan Anda terbeban dan ingin ikut ambil bagian dalam
mempersembahkan dana Anda guna menunjang kegiatan pekabaran Injil. Itu
sangat baik, terpuji dan mulia sekali. Tapi, lakukanlah yang benar tanpa
melanggar firman Tuhan. Sayang kan, Anda bermaksud baik tapi caranya
salah. Tuhan sudah memberikan cara memberi yang sesuai untuk umat
Perjanjian Baru di 2 Korintus 9:7. Pakai itu! Salah besar jika orang
menuduh kalau dengan berpatokan pada 2 Korintus 9:7 itu akan membuat
orang jadi pelit. Orang kadang bisa memberikan jauh lebih besar dari 10%
penghasilannya dengan berpatokan pada 2 korintus 9:7 itu, apalagi Anda
yang sudah militan melakukan persepuluhan dengan hati tulus. JUST DO IT! Sola Scriptura, Sola Gratia, Sola Fide! For God, For Country and For Better World!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar