Who Is The Capernaum

Jembrana - Bali, Bali, Indonesia
Beloved Husband And Dad For Three Uniq Kids

Senin, 24 Juli 2017

PERSEPULUHAN -- Bagian 2


PERSEPULUHAN DI GEREJA MULA-MULA

 Kalau ditelusuri sejak masa kehidupan Yesus, kita akan mengetahui bahwa Yesus dan keduabelas rasul tidak mempraktekkan persembahan persepuluhan. Ini jelas tidak pernah diceritakan apalagi dikhotbahkan di gereja-gereja yang mempraktekkan persepuluhan. Yesus, meski sebagai orang Yahudi, tidak mempersembahkan persepuluhan. Sebagai anak tukang kayu dan bekerja pada ayahnya sebelum akhirnya memberitakan firman dengan keduabelas muridnya, Yesus jelas bukan sebagai orang Yahudi pemilik tanah garapan dan/atau ternak yang hasilnya menjadi obyek persembahan persepuluhan sesuai dengan hukum Taurat untuk orang Lewi, janda, anak yatim dan orang asing (ajaran Kristen moderen menekankan persepuluhan hanya untuk orang Lewi, padahal janda, anak yatim dan orang asing juga penerima persembahan persepuluhan –Ulangan 26:12).

Keduabelas murid Yesus juga bukan pemilik tanah garapan dan/atau ternak. Lukas adalah seorang tabib/dokter, Matius adalah mantan pemungut cukai, Paulus adalah mantan penganiaya murid-murid Yesus dan yang lain-lainnya ada juga sebagai nelayan. Oleh karena itu, tidak ada satu pun dari keduabelas murid Yesus yang mempraktekkan persembahan persepuluhan, karena penghasilan mereka bukanlah obyek untuk persembahan persepuluhan.

Dari kematian Yesus sampai kekristenan diakui sebagai sebuah kepercayaan, kebanyakan pemimpin-pemimpin besar gereja hidup dalam kemiskinan.Kehidupan mereka dilandasi oleh semangat tidak mencari kekayaan dari pemberitaan firman. Mereka memberitakan firman dengan dana seadanya dan dari sumbangan sukarela dari para jemaat. Tidak pernah diceritakan di Perjanjian Baru bahwa Rasul Paulus dan lain-lainnya memberitakan firman dengan menarik persembahan persepuluhan sebagai sumber dana pemberitaan firman. Bahkan Rasul Paulus sampai menjadi tukang kemah/tenda yang hasilnya dipakai untuk pemberitaan firman (Kisah Para Rasul 18:3).

Cikal bakal persembahan persepuluhan mulai ditarik (baca: ditagih) kembali di kehidupan gereja mula-mula tercatat dimulai pada abad ke 3 oleh St. Cyprian. Thascius Caecilius Cyprianus (St. Cyprian) lahir sekitar tahun 200 di Carthage, Afrika Utara. Ia berasal dari keluarga kaya, dan ketika dia bertobat ia menjual seluruh kekayaannya dan menjadi pemberita firman yang hidup dalam kemiskinan. Ia lalu menjadi Bishop pada tahun 249 dan mati sebagai martir di Carthage pada 14 September 258. Cyprian lah yang mula-mula mengaktifkan kembali persepuluhan dan itu dalam bentuk uang. Dia melakukan itu bukanlah untuk memperkaya diri, melainkan untuk mendukung pelayanan pemberitaan firman dan juga untuk mendukung para pemberita firman yang hidup dalam kemiskinan seperti dirinya. Meski tujuan Cyprian adalah mulia, tetapi pengaktifan kembali dan penarikan persembahan persepuluhan dalam bentuk uang itu tidaklah Alkitabiah dan itu pun hanya dijalankan di Afrika Utara, tidak diterima/diadopsi secara meluas.

Jelas persepuluhan tidak dipraktekkan di gereja mula-mula, tetapi secara perlahan-lahan menjadi suatu kebiasaan. Council of Tours di tahun 567 dan Council of Macon ke dua tahun 585 di Perancis mendukung persepuluhan, tetapi itu pun tidak diterima/diadopsi secara meluas. Persepuluhan baru lah dibuat sebagai kewajiban oleh hukum sipil di kerajaan Carolingian pada tahun 765 dan di Inggris pada abad ke 10. Itulah sejarah praktek persepuluhan di gereja mula-mula yang juga bisa dibaca di Encyclopedia Britannica, Encyclopedia Americana dan Roman Catholic Encyclopedia.

Berikutnya nanti kita akan bahas tentang pemutarbalikan dan praktek asal comot ayat-ayat Alkitab oleh para hamba Tuhan untuk mendukung persepuluhan seperti ayat-ayat persepuluhan Abraham (Kejadian 14), persepuluhan Yakub (Kejadian 28) dan ayat rudal SAKTI Maleakhi 3:10.
Tuhan Yesus memberkati!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar